jpnn.com - Liburan sambil healing di wisata alam Batu Tilam, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, sangat menenangkan jiwa.
Belum banyak masyarakat mengetahui soal surga tersembunyi di sudut hutan Kabupaten Kampar tersebut, padahal destinasi wisata ini pernah meraih peringkat pertama Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2020.
BACA JUGA: DGonggress, Destinasi Wisata yang Menyajikan Keindahan Alam di Desa Bilebante
Kala itu, Batu Tilam terpilih dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler.
Batu Tilam berada di hamparan Bukit Barisan Suaka Marga Satwa Rimbang Baling.
BACA JUGA: 8 Lokasi Wisata Alam Terindah di Taiwan, Luar Biasa
Ini merupakan objek wisata di tepian tebing batu dan memiliki tempat untuk berkemah di dalam mulut gua.
Menurut cerita masyarakat setempat, mulut gua Batu Tilam adalah tempat beristirahat dan berlindung para pejuang Indonesia dari serangan musuh, saat zaman penjajahan Belanda.
BACA JUGA: Mengintip Keindahan Alam di Desa Wisata Hijau Pasar Pancingan
Setelah sekian lama, masyarakat akhirnya menyadari Batu Tilam memiliki pesona tersendiri dan menjadikannya sebagai tempat wisata.
Di Batu Tilam, pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbit diiringi suara gemuruh air terjun dari bukit-bukit besar di sekitarnya.
Udara yang masih segar dan dinginnya embun pagi di Batu Tilam benar-benar menyegarkan tubuh dan jiwa.
Tempat ini sangat cocok untuk menyatukan jiwa dengan alam, sejenak istirahat dari dari hiruk pikuk dunia luar dan suasana di perkotaan yang bising dan penuh polusi.
Seorang wisatawan bernama VJ Oki mengaku sudah beberapa kali mengunjungi ke Batu Tilam hanya untuk menenangkan pikiran.
“Kalau di Batu Tilam bisa menikmati udara segar, dengan suasana indah yang bisa menenangkan pikiran dan jiwa,” kata Oky saat berbincang dengan JPNN.com.
Meski begitu, pengunjung harus bersiap lelah dahulu dalam perjalanan demi menuju lokasi Batu Tilam ini.
Lokasi wisata Batu Tilam berjarak sekitar 170 kilometer dari Kota Pekanbaru dengan jarak tempuh kurang lebih 12 jam.
Kondisi jalan menuju wisata Batu Tilam juga cukup ekstrem. Pengunjung bisa mengendarai sepeda motor atau mobil untuk sampai ke lokasi.
“Kalau mau ke Batu Tilam, hanya bisa menggunakan motor bertransmisi manual. Untuk mobil harus memiliki penggerak roda depan atau four wheel drive, dilengkapi winc atau penarik beban,” beber Oky.
Tidak hanya kendaraan yang dipersiapkan. Orang yang mengemudikan kendaraan juga harus memiliki mental yang teruji, saat melintas di hamparan bukit barisan menuju Batu Tilam.
“Jalannya itu cukup sulit untuk dilalui. Butuh jiwa petualang untuk pergi ke wisata Batu Tilam ini,” tegas Oky.
Namun, perjuangan untuk menuju Batu Tilam itu terbayarkan dengan keindahan alam di lokasi tersebut.
“Kalau sudah sampai, semua capek hilang. Bisa melihat matahari terbit, embun di pepohonan hutan alam, udara sejuk, suara burung, suara air terjun itu semua bisa kita nikmati di sana,” beber Oky.
Saat berkemah dan bermalam di Batu Tilam, para pengunjung bisa melihat suasana goa batu yang berisi kelelawar.
“Biaya untuk bermalam di Batu Tilam juga murah, hanya Rp 35 ribu. Nanti di sana ada tiga pondok lengkap dengan kamar mandi yang dibangun masyarakat Desa Kebun Tinggi,” papar Oky.
Sekadar informasi tambahan, di kawasan wisata Batu Tilam, pengunjung akan kesulitan mendapatkan jaringan ponsel.
Pengunjung bisa merasakan healing seutuhnya tanpa terganggu deringan ponsel.
“Tidak ada jaringan, itulah kenapa cocok sekali untuk healing. Benar-benar menikmati suasana tanpa jaringan, tanpa gangguan telepon,” pungkasnya. (mcr36/jpnn)
Redaktur : Natalia
Reporter : Rizki Ganda Marito