Menikmati Secuil Sejarah Cirebon dari Nasi Jamblang

Minggu, 04 Agustus 2013 – 23:32 WIB
Salah satu warung Nasi Jamblang di Jalan Tujuh Pahlawan Revolusi, Cirebon. Foto: Natalia Florens/JPNN

jpnn.com - CIREBON - Sebagian masyarakat Indonesia mungkin belum mengenal Nasi Jamblang khas Cirebon, Jawa Barat. Nah, kini bagi anda para pemudik Lebaran yang akan melewati kota di jalur pantai utara ini, tak ada salahnya untuk mencari warung Nasi Jamblang.

Dalam bahasa setempat, Nasi Jamblang disebut Sega Jamblang. Nama Jamblang sendiri berasal dari nama daerah di sebelah barat Kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Dua lembar daun jati ditata di atas piring yang akan anda santap. Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan

BACA JUGA: Kecelakaan Arus Mudik di Brebes Didominasi Sepeda Motor

Di Cirebon tak sulit untuk mencari makanan ini. Beberapa warung nasi Jamblang dapat ditemukan di tengah Kota Cirebon. Atau, jika anda belum mengenal seluk beluk kota ini, dapat juga menggunakan jasa tukang becak yang berada hampir di setiap sisi jalan. Tukang becak siap mengantarkan anda hingga ke warung Nasi Jamblang.

"Di sini nasi Jamblang yang paling ramai dan terkenal milik Mang Dul dan Bu Nur," ujar Parmin, seorang tukang becak yang biasa mengantarkan penggemar Nasi Jamblang.

BACA JUGA: Beri Kompensasi Agar Tukang Becak Pantura Tak Beroperasi

Ketika pembeli sudah masuk warung Nasi Jamblang, maka penjual langsung mengambil piring berlapis daun jati dengan nasi bersama sambalnya. Setelah itu silakan memilih berbagai lauk  di atas meja prasmanan yang menggoda selera.

Menu yang tersedia di antaranya sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, semur tahu, ampela ati goreng, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng. Ada juga semur ikan, ikan asin, ikan bawal, tahu dan tempe, sate udang, sate telur puyuh, orek tempek, dan berbagai lauk lainnya. Tinggal pilih dan sesuaikan dengan selera anda. Menyantap nasi Jamblang akan lebih nikmat jika dimakan saat semua lauk maupun nasinya masih hangat.

BACA JUGA: Fenomena Mudik di Cofacabanya Indonesia

"Dibungkus dengan daun jati bisa lebih tahan lama. Kalau dengan daun pisang kurang tahan lama," kata Sugeng, seorang penjual nasi Jamblang di Jalan Tujuh Pahlawan Revolusi, Cirebon.

Sugeng mengaku sudah sejak tahun 1994 berdagang Nasi Jamblang bersama kakaknya, Totok. Dagang makanan khas ini, kata dia, sudah menjadi tradisi turun temurun di kampungnya, Jamblang. Menurutnya, semua perempuan di Desa Jamblang terkenal pintar memasak karena sudah diajari sejak kecil.

Nasi Jamblang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan melewati wilayah Kabupaten Cirebon. Kebiasaan ini pun lama kelamaan menjadi tradisi. Hingga saat ini, penjual nasi Jamblang cukup menjamur di Kota Cirebon.

"Ini makanannya tidak kita buat semua. Ada juga yang teman nitip lauknya untuk dijual," tutur Sugeng.

Dengan berbagai lauk yang disajikan, harga Nasi Jamblang relatif murah. Harga sepiring nasi Jamblang komplit dengan lauknya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu, tergantung pada lauk yang dipilih.

Sugeng menambahkan, kebanyakan warung Nasi Jamblang buka lapak hingga 24 jam. Anda bisa menjumpai warung ini kapan saja anda lapar. Jadi tunggu apalagi, sambil mudik, mampirlah ke warung nasi Jamblang di Kota Cirebon.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cirebon Diramaikan Motor, Satu Pemudik Alami Kecelakaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler