ADA lagi yang baru dalam penerbangan Cathay Pasific (CX) selain aturan menggunakan HP sejak roda pesawat menjejak bumiSetidaknya, baru buat saya
BACA JUGA: Menikmati Sistem Baru Penerbangan Cathay Pacific (1)
Setidaknya lagi, baru sekali itu saya mengalaminya, meski saya sudah agak lama mendengarnya: susunan kursi di dalam pesawat tidak menghadap ke depanBACA JUGA: Susu Sapi Bukan untuk Manusia
Selama ini, dengan susunan kursi 3-3 (Boeing 737 atau Airbus 319/320) atau 2-4-2 (Boeing 777) atau 2-5-2 (Boeing 747 atau Airbus 340), selalu terjadi ketidakadilan
BACA JUGA: Kejutan Siasat Memutar Demokrat ke PDIP
Untuk penerbangan jangka pendek, itu tentu tidak apa-apaKe toilet bisa ditahanTapi, untuk penerbangan jauh, mau tidak mau harus ”mengganggu” penumpang yang dilewatiAkibatnya, deretan kursi di pinggir koridor paling habis dipesan duluanApalagi untuk penerbangan yang bisa check-in dari handphone atau internetKursi-kursi di sebelah koridor cenderung sudah habis di-block secara onlineTerutama untuk kursi kelas bisnis yang susunan kursinya 2-3-2Sering sekali, kursi-kursi yang kosong adalah yang ada di jepitanKita yang pergi berdua atau bertiga sering harus duduk terpisahAtau kadang harus negosiasi dengan penumpang lain setelah tiba di atas pesawatKadang ada penumpang yang rela diajak tukar tempat duduk, kadang tidak bisa.
Problem seperti itu terpecahkan oleh sistem pengaturan kursi yang mencong-mencong di CX tersebutSemua kursi punya akses langsung ke koridorJumlah tempat duduk pun tidak berkurangSusunan kursi baru seperti itu memang hanya bisa dilakukan di kelas bisnisRasanya masih akan sulit untuk kelas ekonomiItu disebabkan di kelas bisnis ”jatah” satu kursi lebih besar daripada kelas ekonomiSebagai orang yang baru pertama menemukan sistem pengaturan tempat duduk seperti itu, semula saya agak kikukSetiap penumpang mendapatkan satu kursi, yang karena kanan-kirinya disekat, rasanya seperti berada di dalam satu bilik yang sempitKita tidak bisa melihat penumpang yang ada di sebelah kitaBagi yang bepergian sendirian, rasanya tidak mengapaTapi, bagi yang pergi berdua, rasanya anehTidak berkomunikasi dengan istri atau teman perjalananPadahal, sering kita ingin berbicara panjang dengan teman bisnis justru ketika di dalam pesawatTidak ada yang mengganggu selama berjam-jamKetika pertama duduk di kursi itu, rasanya juga aneh oleh perasaan ini: tidak menghadap ke depan.
Perasaan aneh itu berkurang manakala melihat ada tumpangan kaki di ujung ”bilik? Ah, ini dia, kaki bisa selonjorKesempatan selonjor seperti itu biasanya baru bisa didapat (untuk kelas bisnis) kalau pesawat sudah mengudara cukup tinggiYakni, ketika sudah diperbolehkan menaikkan sandaran kakiSejak kita pertama duduk di kursi sampai diperbolehkan menaikkan sandaran kaki itu biasanya memakan waktu sampai setengah jamTapi dengan sistem baru itu, begitu kita duduk pun, kaki sudah bisa selonjor.
Penemuan sistem baru itu juga menarik: di sisi kiri ada tempat untuk menaruh bahan-bahan bacaanDi sisi kanan ada tombol-tombol berbagai macam keperluanAda tombol untuk membuka meja makanAda tombol untuk mengeluarkan layar TV/videoLayarnya pun bisa lebih lebarLalu, ada tombol untuk menggerakkan kursi agar posisi kursi bisa seperti tempat tidurBoleh tidur sambil nonton video atau sambil membaca koranAtau tidur mengorok.
Dari sisi privasi, sistem baru itu sangat cocokTidak terganggu atau mengganggu penumpang lainMau ke toilet kapan pun bisa langsung ke koridorJuga tidak perlu sungkan apa pun dengan tetanggaTapi, bagi yang menginginkan bisa ngobrol dengan teman, sistem ini benar-benar tidak memberi peluangSaya sampai terpikir mengapa tidak disediakan di beberapa kursi saja yang sekatnya itu dibuat lebih pendekMungkin diperkirakan bisa mengurangi tempat penyimpanan layar video, namun untuk dikurangi sekadar 10 sentimeter, rasanya masih bisaSetidaknya masih bisa bicara dengan ”kamar sebelah” meski harus dengan posisi agak melongok.
Akhirnya, kalau saya disuruh memilih apakah menyukai sistem baru ini atau sistem yang lama, jawabnya: bergantungKalau bepergian sendirian dan jarak jauh, saya menyukai sistem iniKalau jarak pendek, apalagi harus ada yang dibicarakan selama dalam penerbangan, saya pilih sistem yang lamaTapi, kita sebagai penumpang tidak bisa banyak memilihKita tidak tahu pesawat CX yang mana dan jurusan ke mana yang menggunakan sistem baru tersebutBerkali-kali saya ke Hongkong, baik dari Jakarta maupun dari Surabaya, menggunakan CX, tapi baru hari itu ”menemukan” kursi sistem baru tersebut(**)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejutan Siasat Memutar Demokrat ke PDIP
Redaktur : Tim Redaksi