Menilik Sejarah Manahan yang Manis untuk Sriwijaya FC, Arema harus Waspada!

Minggu, 11 Oktober 2015 – 16:48 WIB
Aremania. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Sriwijaya FC (SFC) sudah berubah. Jika sebelumnya tim berjuluk Laskar Wong Kito itu dibekuk 1-3 atas Arema Cronus, nah di leg pertama semifinal Singo Edan harus bermain imbang 1-1 di Stadion Kanjuruan Malang. Agaknya hasil itu cukup mengejutkan Arema Cronus.

Tetapi, jawaban atas masalah tersebut akan diselesaikan via pertandingan lanjutan leg kedua semifinal Piala Presiden 2015 yang akan berlangsung nanti malam di Stadion Manahan, Solo (Siaran Langsung Indosiar pukul 18.00 WIB). 

BACA JUGA: Hadapi Arema Malam Nanti, Penyerang Sriwijaya FC: Woles Saja!

Laga tersebut sekaligus akan menjadi pertaruhan Joko Susilo, pelatih Arema Cronus untuk membawa kemenangan buat timnya.

Wajar, meski harus menjalani laga home di Solo bukan Palembang, SFC punya catatan manis saat menjalani laga di Stadion kebanggan Pasoepati-julukan Suporter Solo. 

BACA JUGA: Ryan Giggs Tak Suka dengan Gaya Hidup Memphis Depay

Aroma Solo masih cukup melekat dengan sejarah beridirinya SFC. Sebelum bertransformasi menjadi SFC, mereka sempat bermarkas di Solo dengan nama Persijatim Solo FC di musim 2002-2004.

Selain itu, raihan juara SFC di Inter Island Cup 2012 lalu menjadi uraian sejarah yang ingin diulang kembali Laskar Wong Kito. 

BACA JUGA: Ternyata Ini Rahasia Kemenangan Pedrosa di MotoGP Jepang

Atas kondisi itu, Joko mengingatkan para pemain Arema bahwa mitos keberpihakan Manahan kepada SFC harus ditepiskan. “Ini bicara soal teknis saja, kami sudah siap untuk itu,” katanya kemarin (10/10) seperti dilansir Jawa Pos (Induk JPNN).

Kemenangan menjadi harga mutlak buat skuad Singo Edan. Apalagi dengan kemampuan yang dimiliki para pemain Arema Cronus, potensi kemenangan cukup besar diraih klub asal Malang itu. 

Berapapun hasil kemenangan yang diraih Arema Cronus akan berdampak positif untuk lolosnya mereka ke babak berikutnya.

Kembalinya, Samsul Arif, Juan Revi Auriqto dan Fery Aman Saragih kedalam skuad Arema akan memudahkan Joko dalam menerapkan segala strategi. 

Apalagi keberadaan Samsul, penyerang asal Bojonegoro itu menjadi aktor protagonisn atas sejumlah kemenangan yang kerap diraih Arema Cronus.

Disisi lain, Laskar Wong Kito hanya cukup menahan seri tim tamu (0-0). Dengan catatan hasil tersebut sudah cukup untuk membawa mereka ke babak pemuncak turnamen berhadiah Rp.3 miliar itu.

Tetapi, bermain dengan memaksimalkan pertahanan akan membuat SFC kehilangan permainan mereka. 

Sebab, klub kebanggaan masyarakat Palembang itu punya deretan pemain yang punya kecepatan dan gaya menyerang yang berpotensial. Sebut saja, sang kapten Titus Bonay ataupun Yohanis Nabar.

Pergerakan mereka dari kedua sisi serangan SFC diharapkan bisa membuka sejumlah ruang buat penyerang utama Patrich Wanggai atau second line tuan rumah untuk mencetak gol. “Kami sudah mengantongi hasil evaluasi di leg pertama sebelumnya,” kata Benny Dollo, pelatih SFC.

Dia menjelaskan bahwa pertahanan yang rapat seperti yang timnya tunjukkan saat main di Kanjuruhan harus dipertahankan. Tentu, sisi serangan juga mendapatkan perhatian dari Bendol-sapaan Benny Dollo. (nap/jawapos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Patahkan Kutukan 57 Tahun, Wales Punya Generasi Emas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler