jpnn.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID membeberkan sejumlah target produksi pada 2024.
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf menjelaskan ada kenaikan target dibandingkan produksi yang tahun lalu.
BACA JUGA: Cara MIND ID Mendukung Pemerintah Mencapai NZE 2060
“Grup MIND ID terus berkomitmen untuk meningkatkan kinerja perusahan industri pertambangan di tanah air. Hal itu sejalan dengan visi dan misi MIND ID yang berkomitmen memberikan nilai tambah untuk Indonesia,” kata Heri seperti dikutip, Rabu (10/1).
Heri menyebutkan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang menggenjot produksi 274 ribu ton aliminium pada 2024. Target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sejumlah 250 ribu ton.
BACA JUGA: Mobil Sehat Grup MIND ID Layani 4.731 Warga 3 Pulau Sepanjang 2023
“Untuk meningkatkan kapasitas produksi, PT Inalum memantapkan pengembangan pabrik pengolahan atau smelter dengan beberapa mitra potensial. Perusahaan juga melakukan studi kelayakan,” ujar Heri.
Menurut Heri, untuk target produksi jangka panjang, PT Inalum telah menyusun rencana untuk mampu memproduksi hingga 900 ribu ton aluminium per tahun.
BACA JUGA: MIND ID Gerakkan Ekonomi Kelompok Perempuan di Lingkar Tambang lewat TJSL
Rencana ini disusun untuk lima tahun mendatang. Dalam kurun waktu yang sama, PT Inalum juga mengejar pemenuhan bahan baku aluminium atau alumina mencapai dua hingga tiga juta ton.
Perusahaan menyasar pangsa pasar domestik untuk dapat memberikan nilai tambah negara, salah satunya untuk memenuhi sektor konstruksi perumahan.
Diperkirakan permintaan kebutuhan aluminium untuk mendukung transisi energi mendatang akan tinggi.
Selain itu, PT Inalum juga membidik diversifikasi penyerapan produk merambah industri aviasi atau penerbangan.
“Hal ini dilakukan seusai perusahaan menjalin kerja sama dengan industri hilir, di antaranya para produsen otomotif nasional,” ucap Heri.
Adapun target produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) juga naik dibandingkan tahun lalu.
Pada 2024, PTFI menargetkan produksi tembaga 1,7 miliar pon dan produksi emas 1,9 juta ons.
Hingga akhir November 2023, produksi tembaga dan emas PTFI telah melampaui target yang ditentukan. PTFI berhasil mencapai 1,6 miliar pon tembaga.
Terkait pencapaian produksi emas, PTFI berhasil memproduksi hingga 1,9 juta ons emas. Angka tersebut melampaui target yang telah ditetapkan, yakni sebesar 1,8 juta ons.
Selain itu, PTFI juga berkontribusi dalam penerimaan negara sepanjang 2023 yang direncakan mencapai USD 4,7 miliar.
Heri menjabarkan dari jumlah tersebut, hampir Rp70 triliun-nya dalam bentuk pajak, royalti, dividen, dan lainnya. Termasuk di dalamnya adalah sekitar Rp9 triliun untuk Pemerintah Provinsi Papua Tengah, Pemerintah Kabupaten Mimika, serta kabupaten lain di Provinsi Papua Tengah.
Sebagai perusahaan yang telah berada di Papua selama 57 tahun, PTFI juga berkomitmen mendorong kesejahteraan masyarakat Papua. Terbukti, 40 persen komposisi tenaga kerja PTFI adalah karyawan asli Papua.
Adapun komitmen untuk masyarakat sekitar diwujudkan melalui berbagai program TJSL yang sangat masif.
“Sekitar Rp 1,5 triliun dikeluarkan per tahun untuk program kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan sebagainya,” kata Heri.
Anggota Grup MIND ID lainnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), juga memiliki target tak jauh beda dari tahun sebelumnya.
Seiring dengan disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan periode 2024-2026, PT Bukit Asam Tbk bersiap mengerek volume produksi batubara tahun ini yang ditargetkan meningkat dibanding target 2023.
Pada 2023, PT Bukit Asam Tbk menargetkan produksi hingga 41 juta ton. Hingga September 2023, volume produksi tersebut telah mencapai 31,9 juta ton atau tumbuh 15 persen year on year (YoY).
“Volume penjualan ekspor hingga kuartal III 2023 mencapai 11,2 juta ton. Angka tersebut meningkat hingga 24 persen YoY,” ujar Heri.
PT Bukit Asam Tbk bakal memaksimalkan potensi pasar dalam negeri. Perusahaan juga akan memaksimalkan peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.
Kemudian, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan produksi dan penjualan pada 2024 yang berfokus pada komoditas utama, seperti nikel, bauksit, dan perdagangan emas di pasar domestik.
Sejumlah peningkatan volume produksi juga akan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan harga.
Terkait pembagian dividen, perusahaan akan berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perusahaan akan menyeimbangkan pembagian dividen dengan pembiayaan penuntasan proyek-proyek strategis.
PT Antam Tbk berkomitmen mengoptimalkan kinerja perusahaan, sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi seluruh saham.
PT Antam Tbk juga berupaya menjaga cash cost agar selalu kompetitif dan efisien. Perusahaan juga terus melakukan inovasi dan pengembangan usaha.
“Berbagai proyek-proyek strategis yang sudah dimulai juga akan dilanjutkan, seperti pengembangan ekosistem EV battery. Proyek ini merupakan salah satu upaya pengembangan green energy,” ujar Heri.
Pada 10 Desember 2023, PT Antam Tbk menandatangani perjanjian joint venture (JV) dengan CATL untuk mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle).
Perusahaan telah belanja modal yang diperkirakan mencapai 6 miliar dolar AS. Modal tersebut digunakan untuk mengembangkan pabrik baterai listrik dengan kerja sama bersama beberapa perusahaan dari hulu hingga hilir.
Untuk penyerap baterai listrik, PT Antam Tbk bekerja sama dengan Hong Kong CBL yang saat ini memiliki 30 persen pangsa pasar baterai listrik dunia. Adapun pada periode Januari-September 2023, PT Antam Tbk mencatatkan laba sebesar Rp 2,85 triliun, EBITDA sebesar Rp 5,4 triliun.
Tak ketinggalan, Grup MIND ID PT Timah Tbk juga memaparkan sejumlah target pada 2024. Dari sisi volume produksi, perusahaan memasang target lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan dan laba juga ditargetkan melebihi pencapaian 2023. Tercatat hingga September 2023, PT Timah Tbk berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 6,4 triliun sehingga menghasilkan EBITDA sebesar Rp 708,1 miliar dengan rugi tahun berjalan sebesar Rp 87,4 miliar.
“Target produksi pada 2023 ditetapkan sebesar 26.100 ton. Adapun untuk penjualan logam timah ditargetkan sebesar 27.400 ton,” jelas Heri.
Hingga kuartal III-2023, PT Timah Tbk mencatat produksi bijih timah sebesar 11.201 ton. Jumlah tersebut baru tercapai 77 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.502 ton.
Heri menambahkan untuk produksi logam timah sebesar 11.540 metrik ton atau tercapai 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.130 metrik ton.
Adapun penjualan logam timah baru tercapai sebesar 11.100 metrik ton. Jumlah ini juga baru mencapi 72 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 15.325 metrik ton.
“Untuk mencapai target, perusahaan menambah produksi kapal isap terutama dari kapal isap mitra, menambang di laut, melakukan peningkatan pengolahan Sisa Hasil Pengolahan (SHP) dengan teknologi pengolahan yang lebih advance, serta menambah kapasitas di tambang primer (wilayah Bangka Tengah, Paku, Pemali, dan Batu Besi),” jelas Heri.
Heri menambahkan untuk kegiatan di darat, perusahaan menambang di wilayah yang overlap antara Izin Uaha Prtambangan (IUP) dan Hak Guna Usaga (HGU) pertambangan.
Perusahaan juga melakukan kegiatan penambangan yang belum terealisasi di 2023. Sejauh ini, sudah ada kerja sama yang baik dengan HGU yang difasilitasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan membuat perjanjian pemanfaatan lahan.
“Hal ini menjadi progres yang akan dilakukan perusahaan pada 2024,”pungkas Heri.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul