jpnn.com - ANAMBAS - Pemerintah Kabupaten Anambas mendorong para nelayan di daerah itu menekuni budidaya ikan ke depannya.
Sebab, menurut pemerintah setempat hasilnya jauh lebih menjanjikan daripada hasil sebagai nelayan tangkap.
BACA JUGA: Duh, Bantuan Traktor dari Pusat Ini Belum Juga Disalurkan ke Masyarakat
“Kami nilai nelayan budidaya lebih memiliki potensi dalam meraih pendapatan, ketimbang nelayan tangkap,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas Yunizar, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group), hari ini (10/8).
Yunizar memang mengakui jika dihitung menurut tonase, perolehan ikan dari nelayan tangkap di Anambas lebih banyak dibandingkan dengan nelayan budidaya.
BACA JUGA: Setya Novanto Sudah Punya Jagoan buat Pilkada Bangkep, Ini Dia
Dalam enam bulan terakhir nelayan tangkap di Anambas dapat menghasilan ikan hasil tangkapan bisa mencapai 340 ton ikan segar. Sementara itu nelayan budidaya hanya menghasilkan sekitar 45 ton saja dalam tiga kali pengiriman ke luar negeri.
Namun demikian nelayan budidaya potensinya lebih besar ketimbang nelayan tangkap, sebab dari segi penghasilan, nelayan budidaya jauh lebih banyak dan lebih menyentuh masyarakat.
BACA JUGA: Ketum Golkar Hadir di Festival Genjek Kolosal, Ada SBY Juga
Menurutnya saat ini pendapatan nelayan tangkap terjadi penurunan. Hal itu dilihat dalam pelaksanaan penangkapan ikan masih menggunakan pola tradisional. Sejuah ini pihaknya telah berupaya keras memberikan sosialisasi tentang menangkap ikan yang lebih profesional, namun nelayan lebih memilih untuk pola lama yakni dengan memancing.
Ikan yang dihasilkan setiap harinya tidak sesuai dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh masing-masing nelayan. Hal itu dikarenakan nelayan tidak melakukan kerja secara kelompok. Jika nelayan tangkap kerjanya berkelompok dan menggunakan kapal berkapasitas lebih besar tentu hasilnya akan lebih besar pula.
Sementara itu, nelayan budidaya bisa dikatakan lebih profesional dalam meraih pendapatan lebih besar. Sebab, setiap nelayan itu menjual ikan pada saat kapal penampung ikan dari negara Hong Kong tiba di Anambas bisa meraup uang cukup besar karena dibayar dengan harga dolar perkilonya.
Ia menjelaskan untuk satu ekor ikan bisa meraih uang jutaan rupiah. Hal itu tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menggumpul jumlah ikan yang dijual.
Harga ikan budidaya tergolong cukup tinggi nilainya dan persaingan bisnisnya tidak begitu ketat dibanding dengan nelayan tangkap. Perlu diketahui setiap nelayan budidaya menjual ikan akan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan, salah satu contoh untuk jenis ikan napoleon dibandrol dengan harga Rp 1 juta perekor dengan berat 9 ons.
Lanjutnya, bukan pula nelayan tangkap tidak bisa meraih nilai uang yang banyak, tapi alangkah baiknya hal itu dilakukan dengan cara yang lebih baik. Pemerintah daerah akan berupaya dalam meningkatkan ekonomi nelayan yang lebih layak dan menjadikan nelayan tradisional berubah menjadi nelayan profesional.
“Kita yakin kedepannya nelayan di Anambas akan lebih profesional dalam menangkap ikan,” pungkasnya.(sya/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Bupati dari PDIP Sangat Mendukung Penerapan FDS
Redaktur : Tim Redaksi