Menjelang Kedatangan Paus Fransiskus, Buku Francis, Pope For The People Diluncurkan

Jumat, 30 Agustus 2024 – 09:23 WIB
Bedah buku Francis, Pope For The People yang ditulis Michael Trias Kuncahyono, duta besar Luar  Biasa dan Berkuasa Penuh. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3 – 6 September 2024, penerbit Palmerah Syndicate menggelar bedah buku Francis, Pope For The People.

Buku ini ditulis Michael Trias Kuncahyono, duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Takhta Suci (Vatikan).

BACA JUGA: Penerbit di Aceh Terbitkan Buku tentang Bapa Suci Sri Paus dan Pusat Agama Katolik di Vatikan

“Saya tidak berani menyatakan telah menuliskan biografinya. Tidak! Karena itu tidak mungkin,” ujar Trias dalam bedah buku yang digelar di Jakarta, Kamis (28/8). 

Menurut mantan wartawan Harian Kompas, menulis biografi seorang tokoh besar seperti Paus Fransiskus butuh waktu yang sangat lama dan intensitas pertemuan sangat tinggi  dengan sang tokoh.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia, Jokowi Pastikan Palestina Masuk Isu Utama

Buku ini adalah sebuah “pemahaman“ penulis terhadap sosok Paus Fransiskus, yang pernah dijumpainya beberapa kali dan sempat berdiskusi dengannya.

Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi mengatakan, buku Francis, Pope For The People bukan hanya memberi pengetahuan sosok Paus sebagai pemimpin umat Katolik sedunia, tetapi juga memberikan inside story di balik layar tentang kepausan.

BACA JUGA: Mungkinkah Kunjungan Sri Paus Fransiskus Mengobati Luka Batin Rakyat Indonesia dan Duka Tanah Papua?

Ancaman bagi Status Quo Dalam “Francis, Pope For The People”  Paus Fransiskus digambarkan sebagai  orang yang sederhana, menolak menetap di Istana Kepausan, dan memilih tinggal di kamar sederhana di apartemen. Berbicara bebas, spontan, memiliki selera humor, dan kerendahan hati.

"Dia memiliki an authentic faith," kata Trias yang pernah menjadi wakil pemimpin redaksi Harian Kompas.

Keinginan mendalam Paus Fransiskus mengubah dunia, menyebarkan nilai-nilai, dan meninggalkan dunia yang lebih baik daripada yang kita temukan, menjadi ancaman bagi mereka yang ingin mempertahankan status quo. 

Namun, itulah yang disukai orang-orang tentang Paus. Dalam kata pengantarnya di buku setebal 340 halaman ini, Ignatius Kardinal Suharyo menyatakan, alangkah baiknya bila gagasan dan pemikiran Paus Fransiskus dipelajari, dipahami, dan dicari jalan untuk mewujudkannya. 

Pemikiran itu antara lain, tentang tanggung jawab merawat alam, dan agar semua manusia memandang sesamanya sebagai saudara dan saudari.

“Jadi, bukan hanya kunjungan Paus Fransiskus yang diusahakan, tetapi juga bagaimana mempelajari, memahami, dan berupaya mewujudkannya,” kata Kardinal Suharyo.

Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina ini telah mengubah cara pandang orang terhadap Gereja dan dunia. Kardinal Jorge Mario Bergoglio, sejak awal terpilih menjadi Paus Fransiskus (2013) memilih jalan perubahan.  

Trias mengatakan misi Paus Fransiskus sederhana, menyebarkan pesan Injil tentang keselamatan. 

Paus Fransiskus kurang fokus pada dogma dan hierarki Gereja, tetapi percaya pada sentuhan pribadi. Paus Fransiskus berharap dapat menumbuhkan paroki dan komunitas yang lebih sehat dengan fokus pada pribadi.

Buku “Francis, Pope For The People” adalah satu dari sejumlah buku yang telah ditulis oleh Michael Trias Kuncahyono. Karya alumnus FISIP UGM antara lain, Paus Yohanes Paulus II Musafir dari Polandia; Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengabdian; Pilgrim; Jalur Gaza: Tanah Terjanji, Intifadah.

Kemudian, Pembersihan Etnis; Tahrir Square: Jantung Revolusi Mesir; Bulan Sabit di Atas Bagdad; Kredensial, Kisah tentang Manusia dan Peradaban; Kredensial#2: dan Kearifan di Masa Pageblug. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler