jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah kelabakan usai mendapatkan laporan kenaikan angka kematian ibu melahirkan tahun lalu. Lonjakan ini pun kemudian membuat Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pesimis bisa mencapai Millennium Development Goals (MDGs) tahun depan.
"Kita melihat, sepertinya yang tidak tercapai itu angka kematian anak dan ibu. Terjadi kenaikan yang cukup mengagetkan," ujar Nafsiah di Jakarta, kemarin.
BACA JUGA: Caleg Perempuan Minta Subsidi Biaya Kampanye
Kenaikan ini diketahui memang cukup besar. Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013, angka kematian ibu melonjak drastis sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Padahal sebelumnya, angka kematian ibu dapat ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2012). Sementara, target tujuan MDGs dalam menurunkan angka kematian ibu yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup di 2015.
BACA JUGA: Menkes Minta RUU JPH Ditunda
Dari data survey tersebut, Menkes mengaku sempat emosi. Pasalnya, ia telah melakukan segala upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan namun hasilnya justru jauh dari harapan.
"Kita sudah habis-habisan berusaha untuk menurunkan ini. Tapi hasilnya kenapa justru semakin besar," katanya menggebu-gebu.
BACA JUGA: Jokowi-JK Potensial Menangi Pilpres 2014
Melihat hal ini, Menkes dengan segera melakukan pengecekan kembali data-data angga kematian ibu. Dari pengecekan itu, ia mengaku ada perbedaan cukup besar dari hasil pencatatan langsung dan hasil survey.
Karenanya, ia menginstruksikan agar tiap daerah tak lagi hanya melakukan survey terhadap angka kematian ibu. Ia meminta agar pencatatan dilakukan secara langsung.
"Survey kan tidak mencakup keseluruhan. Selain itu tidak dicatat secara persis, meninggalnya saat hamil apa melahirkan. Atau mungkin saat hamil kemudian kecelakaan dan meninggal. Hal ini yang harus benar-benar diperhatikan," tandasnya.
Namun, ia juga tak menampik jika jumlah angak kematian ibu melahirkan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya angka ibu usia muda yang melahirkan. Menurutnya, usia muda ini yang membuat resiko kematian ibu saat melahirkan meningkat. Padahal, jumlah kematian anak tahun lalu telah menurun.
Saat ini, ada sembilan provinsi yang tengah menjadi sasaran utama penurunan angka kematian ibu melahirkan. Sembilan provinsi tersebut yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung dan Sulawesi Selatan.
Kesembilan provinsi itu dipilih karena jumlah penduduknya yang cukup banyak. Sehingga diasumsikan jika jumlah angka kematian ibu melahirkan menurun, maka secara angka nasioanl juga akan menurun. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Bersalah, Anas Bakal Dimiskinkan
Redaktur : Tim Redaksi