jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan punya agenda besar untuk membawa sektor ultra mikro naik kelas.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak untuk memperkuat sistem yang terintegrasi dan tata kelola data yang cakap.
BACA JUGA: Sri Mulyani Punya Kabar Baik, Jadi Angin Segar untuk Perekonomian
“Jadi, niat baik dan tujuan mulia harus disiapkan dengan sistem yang andal dan data terintegrasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Bila integrasinya makin baik, bisa reach pelaku ultra mikro yang unbankable,” papar Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Data BRI Research Institute mengungkapkan terdapat sebanyak 45 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia.
BACA JUGA: 3 Kekhawatiran Sri Mulyani, Salah Satunya Berkaitan dengan IKN Nusantara
Kendati demikian, sebanyak 30 juta pelaku usaha ultra mikro masih belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.
Sri Mulyani kemudian mempercayakan Holding Ultra Mikro yang terbentuk sejak 13 September 2021 ini untuk mengangkat potensi sektor ultra mikro.
BACA JUGA: Sri Mulyani Bocorkan Hal Penting soal Ibu Kota Baru
"Hal ini dibarengi dengan efisiensi yang tercipta berkat konsolidasi Holding Ultra Mikro, sebagaimana tampak dari penurunan Cost of Fund (CoF) BRI Group," tegas Sri Mulyani.
Meteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu menilai pemberdayaan Ultra Mikro juga berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Target Kementerian Keuangan pembiayaan terhadap 29 juta UMi pada 2024 dapat menyerap 29 juta tenaga kerja.
"Akan meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan," tegas Menkeu.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingnya integrasi data sebagai faktor kunci untuk memastikan strategi Holding Ultra Mikro tepat sasaran.
“Penggunaan data analytic untuk menjadi sumber Analisa kredit hingga sosial sehingga bisa menjadi lebih tepat sasaran. Tidak hanya kredit, BRI Group juga memberikan pemberdayaan untuk memastikan pelaku usaha ini sustainable,” terang Kartika.
Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan kesiapan aspek integrasi data dan sistem Holding Ultra Mikro telah memadai.
Kesiapan itu bersanding dengan aspek likuiditas dan permodalan yang kuat untuk melakukan ekspansi ke sektor ultra mikro.
“Kami bentuk Holding Ultra Mikro dengan melalui proses rights issue," ucapnya.
Sunarso mengaku di tengah situasi yang tidak mudah, aksi korporasi BRI tersebut dapat terserap Rp 95,9 triliun sehingga hal tersebut menyebabkan dari sisi likuiditas dan permodalan BRI yang makin kuat.
"Ke depan, BRI punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif dengan ekosistem yang telah terintegrasi,” terang Sunarso dalam paparannya.
Sunarso menargetkan ada tambahan lima juta nasabah ultra mikro baru yang dilayani Holding UMi tersebut.
Adapun total nasabah Holding Ultra Mikro per Desember 2021 telah menembus 25,2 juta nasabah.
"Pada jangka panjang, Holding Ultra Mikro memasang target bisa melayani 45 juta pelaku usaha ultra mikro sebagai nasabah pada 2024," tegas Sunarso. (jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia