jpnn.com - JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah telah memicu kecemasan. Bahkan, pengusaha pun sudah mengeluhkan terus anjloknya nilai tukar rupiah.
Lantas, bagaimana respons pemerintah? Walaupun kemarin (21/8) kurs rupiah anjlok hingga mendekati Rp 11.000 per USD, pemerintah menyatakan kondisi ekonomi nasional masih aman. Adapun ekonomi global dalam keadaan berbahaya.
BACA JUGA: Swasta Borong Dolar USD 22 Miliar
"Situasi masih aman. Saya tidak pernah mengatakan bahwa situasi global itu enggak berbahaya," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri saat ditemui setelah rapat kerja dengan badan anggaran di gedung DPR RI, Jakarta, kemarin (21/8).
Dari Istana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengadakan rapat terbatas untuk membahas pelemahan kurs rupiah. Dalam waktu dekat pemerintah juga menyiapkan paket kebijakan untuk mengatasi persoalan ekonomi tersebut. Menurut rencana, paket kebijakan itu diumumkan Jumat (23/8).
BACA JUGA: Pelemahan Rupiah Tak Selalu Untungkan Ekspor Agroindustri
"Insya Allah Jumat pagi saya rumuskan paket dan tindakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi sekarang ini. Kemudian, Jumat juga akan diumumkan oleh para menteri teknis yang membidangi dan menangani masalah-masalah ini," papar SBY setelah menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden kemarin (21/8).
SBY pun mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen sulit dicapai. Namun, beberapa cara telah disiapkan pemerintah untuk menjaga perekonomian. Di antaranya mengandalkan investasi dan menyikapi ekspor yang terus menurun. Harapannya, nilai ekspor dan impor barang dan jasa bisa diseimbangkan.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Pengusaha Mulai Resah
"Maka neraca perdagangan akan lebih bagus, harapan kita nilai tukar rupiah tidak terus melemah, apalagi penurunannya," ujarnya. (dio/uma/ken/c2/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksel Bukukan Rekor Pajak Rp 1,2 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi