jpnn.com - KANADA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terlibat aktif dalam diskusi yang membahas ekonomi masa depan (Future Economics) dengan pebisnis British Columbia dan Asia Pacific Foundation of Canada, di Kanada, Selasa (3/9).
Diskusi dipandu Presiden & CEO APFC Jeff Nankivell. Dalam diskusi dibahas terkait energi terbarukan, teknologi bersih, hidrogen, semikonduktor dan artificial intelligence (AI).
BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Pengembangan Ekonomi Bersih Berteknologi Lewat Kerja Sama dengan Kanada
Menurut Menko Airlangga, diskusi melibatkan British Columbia (BC) karena provinsi tersebut menjadi salah satu pihak yang berkomitmen mencapai target emisi nol alias bersih.
Hal ini dibuktikan melalui proyek besar Smart Hydrogen Energy District (SHED) yang dikembangkan University of British Columbia.
BACA JUGA: Airlangga Kumpulkan Eks Menko Perekonomian, Pengamat: Positif untuk Keberlanjutan
"Proyek ini bernilai USD 23 juta dan bertujuan untuk memajukan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi bersih," ucapnya.
Menko Airlangga lebih lanjut mengatakan British Columbia memimpin dalam pengembangan teknologi bersih, dengan mengembangkan CleanBC Roadmap.
BACA JUGA: Lantik Alexander Zulkarnain jadi Pejabat BP Batam, Menko Airlangga Sampaikan Harapan Ini
Melalui roadmap ini British Columbia menargetkan bisa mencapai emisi nol bersih pada 2050.
"BC (British Columbia) menjadi rumah bagi beberapa perusahaan teknologi bersih perintis, seperti Ballard Power Systems, Pani Energy, dan Carbon Engineering. Perusahaan-perusahaan ini terlibat dalam bidang seperti inovasi hidrogen dan sel bahan bakar, pemurnian air, dan penangkapan karbon," katanya.
Di sektor pengembangan semikonduktor, BC menjadi salah satu provinsi yang paling pesat dan inovatif.
Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan universitas untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung pengembangan semikonduktor.
Airlangga menyebut ada sejumlah perusahaan semikonduktor terkemuka di BC, antara lain, D-Wave Systems, Redlen Technologies, Cooledge Lighting, Fenix Advanced Materials, Daanaa Resolution, Greenlight Innovation, Riot Micro, dan EPIC Semiconductors.
BC juga memiliki sejumlah pusat riset Artificial Intelligence (AI). Yakni, pusat riset utama Universitas of British Columbia yang berisi lebih dari 100 profesor dan peneliti di Centre for Artificial Intelligence Decision-making and Action (CAIDA).
Ada juga Simon Fraser University yang memiliki program riset AI dengan berbagai proyek pada pembelajaran mesin, robotika dan aplikasi.
Selanjutnya, University of Victoria yang terlibat dalam riset AI dengan berkolaborasi dengan industri teknologi, dan Artificial Intelligence network of British Columbia (AInBC) yakni jaringan penghubung komunitas AI dan pembelajaran mesin di BC.
Diskusi berformat Roundtable yang digelar diikuti 34 pihak. Antara lain, Teck Resources Mining, Mineral Exploration, and Development.
Digital Technology Supercluster Technology and Innovation, Ballard Power Clean Energy, Fuel Cell Technology.
Kemudian, UBC (University of British Columbia) Higher Education, Research, serta Bolt Metals Mining, Mineral Exploration. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadiri Grand Launching Wiraraja GESEIP, Menko Airlangga Dorong Investasi Ekonomi Hijau di Batam
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang