jpnn.com - JAKARTA - Executive Chairman The Tony Blair Institute (TBI) for Global Change Sir Tony Blair menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (21/7).
Pertemuan Menko Airlangga dengan mantan Perdana Menteri Inggris tersebut berlangsung hangat.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Perlu Lompatan Besar untuk Wujudkan Visi Indonesia Emas 2025
Pembicaraan keduanya membahas berbagai hal, antara lain proyek strategis nasional, Ibu Kota Nusantara, potensi kolaborasi untuk bidang investasi, perdagangan, serta digitalisasi dan inklusi keuangan.
"Baru saja saya bertemu Sir Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris dan tadi dibicarakan beberapa hal yang menjadi perhatian utama beliau."
BACA JUGA: Menko Airlangga Minta Pemda Mewaspadai Efek El Nino yang Bisa Ganggu Produksi Pangan
"Antara lain, digitalisasi yang akan menimbulkan transformasi atau revolusi dari Artificial Intelligence. Dengan revolusi ini, Indonesia harus mempersiapkan diri."
"Berdasarkan analoginya, kalau kendaraan era analog diinjak gas itu mulai 50 km/jam digas menjadi 60 km/jam lalu menjadi 70 km/jam, tetapi dengan AI sekali diinjak gas langsung menjadi 500 km/jam, jadi sangat berbeda," ucapnya.
BACA JUGA: Menko Airlangga dan Gubernur Ganjar Bahas Percepatan Proyek Strategis Nasional di Jateng
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan egovernment yang akan diterapkan di berbagai kementerian dan lembaga baik di pusat maupun daerah untuk meningkatkan layanan publik.
Hal tersebut menurut Menko Airlangga sangat diapresiasi oleh Sir Tony Blair.
"Untuk digitalisasi, diharapkan punya agility atau keleluasaan untuk bisa mengikuti. Kedua, terkait dengan anak-anak muda, tentunya mereka harus juga bisa menguasai perkembangan teknologi yang akan terus berubah dan kemampuan agility serta adaptation itu menjadi sangat penting," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga menjelaskan beberapa program strategis pemerintah lainnya seperti Program Kartu Prakerja dan penanganan pandemi Covid-19.
"Data yang sudah pemerintah punya itu besar, termasuk dalam penanganan Covid-19, beliau mengingatkan bahwa ke depan revolusi di bidang sains terutama untuk life science itu penting."
"Indonesia juga punya basis jumlah penduduk yang besar, sehingga kalau data bisa terintegrasi dan bisa digunakan untuk AI, maka pengembangan obat-obatan dan program pengobatan bisa direvolusi, sehingga clinical trial bisa dipercepat,” katanya.
Menyoal perdagangan internasional, Menko Airlangga dan Sir Tony Blair juga berkesempatan untuk membahas perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang diharapkan dapat diakselerasi penyelesaian perjanjiannya pada akhir 2023.
"Tentang IKN juga dibahas, karena Sir Tony Blair menjadi bagian dari IKN. Tadi beliau menyampaikan persiapan program kereta api dari pelabuhan dan bandara ke IKN, dan juga terkait dengan infrastruktur IKN, beliau dengan kekuatan namanya akan mengendorse dan memberikan kredibilitas kepada pengembangan investasi di IKN,” ucap Menko Airlanggga.
Bonus demografi yang akan dirasakan Indonesia dalam 13 tahun ke depan juga harus mampu dimanfaatkan agar bisa meningkatkan pembangunan dan perekonomian nasional, terutama memajukan budaya digital.
Sir Tony Blair mengatakan bahwa dunia sedang melihat ke Indonesia sehingga kelanjutan program-program progresif yang saat ini sedang dilakukan sangat ditunggu dunia.
“Kalau berkelanjutan maka investasi akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia,” imbuh Sir Tony Blair. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Strategis Nasional di Jateng Jalan Terus, Nilai Investasi Tembus Rp 258 T
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang