jpnn.com, SIDNEY - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong kerja sama Indonesia dan Australia di sektor mineral penting (critical minerals).
Hal ini disampaikan Menko Airlangga saat menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Sidney, Selasa (4/7).
BACA JUGA: ILLC 2023, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Pembelajaran Seumur Hidup di Era Disrupsi
Penandatanganan Rencana Aksi dilakukan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia Hon Roger Cook MLA.
Melalui kerja sama ini, menurut Menko Airlangga, kedua negara dapat berkontribusi pada 'global value chains' untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global.
BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Perluasan Pasar Ekspor Bagi Pelaku UMKM Indonesia
Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah, dengan kemudahan akses berbagai bahan baku seperti litium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.
“Penandatanganan Rencana Aksi ini merupakan hal yang penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret,” kata Menko Airlangga melalui keterangan tertulis, Selasa (4/7).
Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika menyampaikan Rencana Aksi ini bertujuan mendetailkan implementasi MoU yang telah ditandatangani Ketua Kadin Arsjad Rasjid dan Deputy Premier Hon Roger Cook MLA di Perth pada 21 Februari 2023.
“Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu,” kata George Marantika.
Selain itu, Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama critical minerals untuk periode 2023-2025.
Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku pada 5 Juli 2023.
Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil.
Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
Dubes RI Canberra Siswo Pramono menambahkan kemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting (critical minerals).
Hal ini mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai electric vehickle (EV).
"Australia akan menjadi pemasok Lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV,” ujar Siswo Pramono.
Peluncuran Rencana Aksi direncanakan akan dilakukan pada September 2023 di Jakarta dalam kegiatan Dialog Tingkat Tinggi Tahunan.
Perth akan menjadi penyelenggara pada pertemuan tahun berikutnya.
Dalam pertemuan tersebut Menko Airlangga didampingi Sesmenko Perekonomian Susiwijono dan Deputi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian Edi Pambudi. (mrk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi