jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Pertemuan Tingkat Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan yang ketiga dari Champion Group of the GCRG (Global Crisis Response Group) on Food, Energy, and Finance, yang diselenggarakan secara virtual pada Jumat (21/7).
Menko Airlangga menghadiri pertemuan tersebut mewakili Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Perlu Lompatan Besar untuk Wujudkan Visi Indonesia Emas 2025
Pertemuan dipimpin Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan dihadiri Champions GCRG dari beberapa negara.
Di antaranya, Presiden Persatuan Komoro dan Ketua Uni Afrika (African Union), Presiden Senegal, Perdana Menteri Bangladesh, Perdana Menteri Barbados, dan Sekretaris Jenderal United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD).
BACA JUGA: Menko Airlangga Minta Pemda Mewaspadai Efek El Nino yang Bisa Ganggu Produksi Pangan
Sedangkan Perdana Menteri Denmark, Perdana Menteri India, Perdana Menteri Jepang, dan Kanselir Jerman diwakili masing-masing oleh Menteri yang ditugaskan.
Pertemuan Champions Group GCRG membahas konsensus global dalam mencegah, memitigasi dan merespons dampak global dari krisis yang saling berhubungan, terkait dengan keuangan, pangan dan pupuk, serta energi, terutama di negara-negara yang rentan terdampak.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Harus Melakukan Transformasi, Demi Indonesia Emas 2045
Mengawali pertemuan Sekjen PBB Guterres menyampaikan kondisi separuh dunia saat ini yang tenggelam dalam bencana pembangunan, dipicu krisis utang.
"Sekitar 3,3 miliar orang atau hampir separuh manusia di dunia, tinggal di negara-negara yang mengeluarkan uang lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan atau kesehatan," ucapnya.
Selain berbagi pengalaman atas strategi untuk mengatasi kerentanan utang, masing masing Champions Group GCRG juga membentuk respons global yang terintegrasi dalam skala besar, dan memobilisasi tindakan terkoordinasi untuk menangani ketahanan pangan, transisi energi dan keuangan, dengan penekanan pada pengurangan utang.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan penjelasan mengenai berbagai upaya dan pengalaman Indonesia dalam forum multilateral, untuk mengatasi masalah kerentanan dalam krisis pangan, energi dan keuangan, serta pentingnya mengatasi tantangan permasalahan utang di tingkat global.
“Selama Presidensi G20, Indonesia memastikan komitmen anggota G20 untuk melipatgandakan upaya global dalam mengatasi kerawanan pangan."
"Pada tingkat regional, sebagai Ketua ASEAN tahun ini dan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, dengan pertumbuhan yang termasuk tercepat di dunia, Indonesia mendorong bantuan internasional lebih lanjut, yang berfokus pada negara-negara berkembang yang rentan dan menyambut baik keterlibatan seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.
Indonesia mengharapkan lebih banyak dukungan internasional untuk membantu negara-negara berkembang dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan membangun ketahanan dalam mengantisipasi tantangan di masa depan di sektor keuangan, energi dan pangan.
Dalam laporan yang telah dibuat oleh PBB, disampaikan bahwa Least Developed Countries (LDCs) mengalami tingkat pinjaman delapan kali lebih tinggi daripada Negara Maju.
Beban keuangan ini menghambat kemampuan LDCs untuk mendanai investasi vital, menghambat kesinambungan utang dan kemajuan menuju pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan hal ini, Menko Airlangga menegaskan kembali dedikasi setiap negara untuk menjunjung tinggi semua komitmen yang telah ditetapkan, dalam kerangka kerja bersama untuk penanganan utang di luar DSSI (Debt Service Suspension Initiative).
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut di antaranya Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik Kemenko Perekonomian. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko Airlangga dan Gubernur Ganjar Bahas Percepatan Proyek Strategis Nasional di Jateng
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang