Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India

Sabtu, 07 Desember 2024 – 10:48 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam India-Indonesia Synergy Investment Forum, Jumat (6/12), secara virtual. Foto: dok Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia berupaya membuka pasar baru dengan menjalin kerja sama internasional.

Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap kebijakan luar negeri dengan menjadi bagian dari G20, APEC, ASEAN, Indo-Pasifik Economic Framework (IPEF), Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan BRICS.

BACA JUGA: Kerja Sama Indonesia - India Harus Saling Menguntungkan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah juga aktif menjalin kerja sama bilateral dengan berbagai negara mitra, termasuk India, untuk memaksimalkan potensi ekonomi Indonesia yang diprediksi tumbuh lima persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025.

Hal itu diungkapkan Airlangga dalam India-Indonesia Synergy Investment Forum, Jumat (6/12), secara virtual.

BACA JUGA: Jakarta Futures Forum Bahas Visi Jangka Panjang Indonesia-India di Dunia Internasional

Airlangga menyampaikan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai delapan persen pada 2029.

Menilik capaian selama tahun 1986 hingga 1997, Indonesia bahkan mampu tumbuh sebesar 8, persen pada 1995 dengan kondisi ICOR Indonesia sekitar empat persen.

Airlangga menjelaskan untuk mencapai target pertumbuhan antara 5,2 persen hingga delapan persen dalam lima tahun ke depan, pemerintah melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri, penguatan ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru seperti ekosistem semikonduktor, serta transisi energi.

“Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut diperlukan pendanaan untuk melaksanakan program pembangunan dan investasi menjadi kunci untuk mendanai pembangunan. Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk optimalisasi infrastruktur untuk mengurangi ICOR sehingga investasi dan produktivitas akan menjadi sektor utama,” ungkap Menko Airlangga.

India merupakan mitra penting bagi Indonesia. Kedua negara memperdagangkan sekitar USD 27 miliar pada 2023 dan tumbuh sekitar 20 persen setiap tahun.

Pemerintah berharap kerja sama ekonomi antara Indonesia-India dapat menyentuh berbagai sektor mulai dari sektor digital, UMKM, kesehatan, termasuk pengembangan vaksin dan produk farmasi, telekomunikasi, hingga sektor strategis lainnya.

“Bagi Indonesia, India merupakan mitra strategis tidak hanya dalam perdagangan tetapi juga dalam investasi. Indonesia perlu membangun jembatan dengan India yang menghubungkan antara made in Indonesia dan made in India,” kata Menko Airlangga.

Lebih lanjut dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga menjelaskan bahwa melalui nilai tambah manufaktur dan hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan di kawasan.

Menko Airlangga mengatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan 22 sektor yang berada di KEK dan 7 sektor sedang dalam proses, untuk hilirisasi, pendirian health center, pusat pendidikan, serta pusat data digital.

Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan bahwa ekspor nikel Indonesia meningkat dari USD 4 miliar pada 2015 menjadi mendekati USD 35 miliar pada 2023.

“Jadi, pembelajaran dari hilirisasi nikel ini juga bisa dikembangkan pada komoditas lain termasuk sektor pertanian. Indonesia merupakan penghasil minyak sawit atau minyak nabati terbesar di dunia dengan produksi sekitar 50 juta ton per tahun,” ungkap Menko Airlangga.

Perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra, seperti Tiongkok, berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, Menko Airlangga mengakatan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

Rendahnya inflasi Indonesia sebesar 1,71 persen year-on-year mencerminkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan juga daya beli masyarakat.

Rasio utang Indonesia juga kurang dari 40 persen PDB. Melihat fundamental ekonomi Indonesia yang kuat tersebut Menko Airlangga dalam India-Indonesia Synergy Investment Forum mendorong kemitraan Indonesia-India untuk memeprkuat ekonomi demi kesejahteraan masyarakat kedua negara.

“Mari kita manfaatkan kesempatan yang ada untuk memperkuat kemitraan kita lebih lanjut dan menciptakan masa depan yang sejahtera bagi masyarakat kita,” pungkas Menko Airlangga. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler