Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Sabtu, 20 Juli 2024 – 16:40 WIB
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan.Foto: Dok. Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - TERLETAK di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kerentanan bencana tertinggi dibandingkan negara lainnya.

Angka kejadian bencana di Indonesia didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, serta bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan lainnya.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ajak Perguruan Tinggi Dukung Aksesi Indonesia jadi Anggota OECD

Dengan kondisi geografis yang ada, hal ini menjadikan Indonesia rentan terdampak bencana kekeringan dan kebakaran hutan, termasuk di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Memiliki topografi yang beragam mulai dari daratan tinggi, daratan rendah, hingga ekosistem mangrove dan lahan gambut membuat Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah penghasil berbagai produk perkebunan, pertanian, dan perikanan yang mampu mendorong kemajuan ekonomi regional.

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Ungkap Tujuan Pemerintah Optimalkan Potensi Kawasan BBK

Meski demikian, kondisi geografis tersebut juga sekaligus memberikan tantangan potensi bencana alam yang berasal dari kekeringan dan kebakaran hutan, terutama di kawasan lahan gambut yang bisa menyebabkan kerugian ekonomi di berbagai sektor.

"Apel dan simulasi yang kita laksanakan pada hari ini merupakan wujud kepedulian dan kesiapan kita dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan"kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan arahan dalam Apel dan Simulasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2024, di Kota Palembang, Sabtu (20/07).

BACA JUGA: Ridwan Kamil Kagumi Inovasi Airlangga Hartarto di Golkar

"Ini bukan hanya sekedar show of force, melainkan mendorong kita untuk mempersiapkan personil yang terampil, kemampuan yang memadai, dan peralatan yang mumpuni," tegas Airlangga.

Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022 silam dengan kerugian ekonomi yang timbul mencapai hingga Rp42,7 miliar, di mana kerugian terbesar terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan nilai mencapai Rp11,4 miliar.

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menjelaskan sejumlah arahan Presiden Joko Widodo mengenai pengendalian Karhutla, termasuk dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dan penerapan Business Continuity Management System (BCMS).

Langkah-langkah pencegahan terhadap bencana harus terus dilakukan secara efektif untuk bisa menjaga keselamatan masyarakat serta meminimalisir dampak yang merugikan bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap Karhutla, diharapkan bisa mempermudah pengendalian dan memperkecil potensi kerugian.

Sejalan dengan yang disampaikan Menko Airlangga, Plt. Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi juga menyampaikan sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah sebagai upaya pencegahan, yakni mulai dari kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan, audit kepatuhan perusahaan perkebunan dan kehutanan, hingga Operasi Modifikasi Cuaca dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.

"Selanjutnya, beberapa upaya yang akan dilaksanakan antara lain penempatan posko pemadaman darat, pelaksanaan patroli darat dan udara, operasi pemadaman darat dan udara, dan sosialisasi secara terus menerus"ujar Plt. Gubernur Elen.

Usai kegiatan apel tersebut, Menko Airlangga melakukan penyaluran secara simbolis Kredit Usaha Rakyat (KUR), Corporate Social Responsibility (CSR) dari penyalur KUR, serta penyerahan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Penyaluran KUR sebesar Rp18,97 miliar diberikan untuk 92 debitur melalui penyalur KUR BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BPD Sumsel Babel.

Lebih lanjut, Menko Airlangga secara simbolis juga menyerahkan dana PSR sebesar Rp11,2 miliar yang didistribusikan kepada 184 pekebun, dengan total areal seluas 373,51 Ha.

"Jadi, Program KUR maupun PSR diharapkan bisa terus ditingkatkan dan di Sumatera, salah satu penerima terbesar adalah Sumatera Selatan,"pungkas Menko Airlangga.

Selain itu, Menko Airlangga juga turut menyaksikan penandatanganan MoU Kerja Sama Pemerintah Daerah Sumatera Selatan dan Pusat Investasi Pemerintah dalam Perluasan Akses Pembiayaan dan Penguatan Pemberdayaan UMKM'

Menko Airlangga juga turut menyaksikan penandatanganan MoU antara Kemenko Perekonomian, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia Japan Business Network, dan Green Power Development Corps of Japan untuk pengembangan industri Crude Coconut Oil (CCO) menjadi bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol. A. Rahmat Wibowo, Deputi I Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, Deputi II Kemenko Perekonomian Dida Gardera, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Gubernur Jambi Al Haris, Kepala BPDPKS Edy Abdurahman, Pejabat Kementerian/Lembaga, serta sejumlah Pejabat Daerah Sumatera Selatan.(fny/adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Penguatan Sinergi Kunci Pengendalian Inflasi


Redaktur : Fany
Reporter : Fany, Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler