Menko Airlangga Ungkap Industri Baja Indonesia Diperhitungkan Berbagai Negara di Dunia

Rabu, 10 Juli 2024 – 18:31 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan pada acara Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Rabu (10/7). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Industri baja telah menjadi 'mother of industries' yang memiliki peranan strategis dalam memenuhi kebutuhan sektor industri lainnya.

Pemerintah juga telah mengupayakan berbagai kebijakan dalam mendorong kemajuan industri baja, salah satunya melalui kebijakan hilirisasi komoditas.

BACA JUGA: Pesan Menko Airlangga Kepada Pelaku Pasar Saham: Tidak Perlu Wait and See, Gaspol!

Industri besi dan baja nasional telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan capaian ekspor senilai USD 26,7 miliar di tahun 2023.

Kinerja neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami perbaikan dari defisit USD 3 miliar di tahun 2019 menjadi surplus USD 15,3 miliar pada 2023 lalu.

BACA JUGA: Bangun Kerja Sama Ekonomi, Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Sahabat Semua Negara

Hal ini diikuti dengan pertumbuhan industri logam dasar sejak Q1-2023 hingga Q1-2024 pada rentang 11-18 persen, dan peningkatan ekspor produk logam dasar dari 8,74 persen di tahun 2019 menjadi 16,74 persen pada 2023.

“Industri baja ini bagus, karena sudah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Contohnya IKN, seluruh steel construction dibuat di Indonesia dan ini keuntungan kita. Kita menjadi negara berdaya saing kuat di iron and steel,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Rabu (10/7).

BACA JUGA: Menko Airlangga Beber Peluang yang Bisa Dimanfaatkan dalam Pengembangan Ekonomi Hijau

Menko Airlangga juga menyebutkan kemajuan salah satu construction siblings yang berada di Batam dimana berhasil melakukan ekspor sebanyak 130 wind turbine.

Wind turbine tersebut juga menjadi pertama yang akan dipasang pada utara Long Island, New York, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 2,1 Gigawatt.

Menko Airlangga juga menyampaikan industri baja di Indonesia kian menguat dan diperhitungkan berbagai negara di dunia.

Dia pun mengimbau agar target industri baja dapat ditingkatkan hingga ke 20 juta ton mengingat konsumsi diperkirakan akan meningkat hingga 18-19 juta ton.

Lebih lanjut Menko Airlangga juga menyampaikan perlu adanya peningkatan kemampuan pabrikasi atau manufacturing agar lebih cepat.

Terkait kekhawatiran pelaku usaha terhadap capital goods, kata Menko Airlangga, pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif yang dapat meringankan pelaku industri seperti pembebasan bea masuk dan pembebasan PPN.

Terakhir, Menko Airlangga menegaskan penguasaan teknologi juga menjadi aspek yang penting dalam mendorong kemajuan industri baja.

Apalagi Indonesia juga akan mengalami bonus demografi ke depan sehingga diharapkan akan terdapat lebih banyak sumber daya manusia yang unggul terkait teknologi.

Hingga kini, industri baja Indonesia sendiri telah memiliki kemampuan welding yang merupakan salah satu terbaik di dunia.

“Saya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan Rakernas ini dan saya ingin agar kita berkomitmen agar industri baja kita ini dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucap Menko Airlangga. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler