Menko Muhadjir: Mencegah Stunting Harus dari Hulu

Jumat, 20 Desember 2019 – 20:58 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy bersama sejumlah menteri dan wamen. Foto: Humas Kemenko PMK

jpnn.com, JAKARTA - Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, kunci menurunkan stunting harus dilakukan dari hulu yakni dengan membentuk keluarga yang matang, siap mental dan kemampuan ekonominya.

Berdasar hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, kata Muhadjir, angka stunting Indonesia adalah 27,67 persen. Artinya setiap 10 anak ada 3 diantaranya yang stunting,.

BACA JUGA: Pemerintah Didorong Implementasikan Regulasi Penanggulangan Stunting

Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa penyebab stunting sangat bisa terjadi dimulai pada fase prenatal. Untuk menanggulanginya harus dilakukan sejak dari hulu secara terus menerus, bukan dari tengah saja.

"Jika hulu dan tengahnya baik, maka dapat menghasilkan generasi produktif," ujarnya di Jakarta, Jumat (20/12).

BACA JUGA: Menko PMK Dengarkan Saran Tentang Stunting dari Para Dokter IDI

Dengan membekali calon pengantin, menurutnya, keluarga yang matang akan terbentuk. Dijelaskannya, pembekalan bagi calon pengantin atau bimbingan pranikah juga salah satu bentuk untuk mencegah lahirnya keluarga miskin baru.

Berdasarkan data BPS, jumlah keluarga di Indonesia per-Maret 2019 sebanyak 47.116.000 dengan jumlah keluarga berstatus sangat miskin dan miskin mencapai 9,4 persen atau sekitar 9.600.000. Jika ditambah dengan keluarga hampir miskin menjadi 16,82 persen atau sekitar 14 juta keluarga.

BACA JUGA: Bertemu Menko PMK Muhadjir, PP GMKI Dorong Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Sementara, pernikahan yang ditangani Kantor Urusan Agama sekitar 1.900.000 per tahun. Jika ditambah dengan yang ada di luar yaitu catatan sipil sekitar 2.500.000. Dari jumlah itulah diperkirakan ada sekitar 10 persen yang berpotensi menjadi keluarga miskin baru atau sekitar 250.000 keluarga per tahunnya.

Muhadjir meyakini, dengan mengikuti program bimbingan pranikah, jumlah calon pasangan pengantin yang berpotensi menjadi keluarga miskin baru itu akan menjadi keluarga yang lebih berkualitas. Tidak saja mandiri secara ekonomi, tetapi mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.

Pemerintah juga akan menyediakan kartu prakerja khususnya bagi calon pasangan pengantin yang belum memiliki pekerjaan. Nantinya, calon pasangan tersebut akan dibekali kursus keterampilan melalui lembaga pelatihan yang siap menyalurkan lapangan pekerjaan. Termasuk adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pengantin. Terkait ini, Presiden menurutnya sangat mendukungnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler