Menko PMK: FRI Harus Hasilkan Formula Riset dan Inovasi

Kamis, 02 Februari 2017 – 13:43 WIB
Menko PMK, Puan Maharani memberikan pemaparan di FRI 2017. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com -Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani kembali mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di era globalisasi.

Mengutip dari sebuah laporan The Global Competitiveness Report 2016-2017, World Economic Forum melihat Indonesia adalah pangsa pasar yang besar, bisnis yang terus berkembang, lingkungan ekonomi makro yang kondusif, kesiapan teknologi yang memadai, dan potensi inovasi yang terus berkembang.

BACA JUGA: Menko PMK Jamin Kesiapan Asian Games 2018 On The Track

"Peran perguruan tinggi menjadi sangat strategis, sebagai pusat riset dan inovasi, yang bisa berkontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia yang berdaya saing," ujar Menko Puan, saat menjadi panelis di Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2017 di Jakarta, Kamis (2/2).

Konferensi FRI tahun ini mengangkat tema Mewujudkan Amanat Konstitusi Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan Anggaran Untuk Kualitas Riset dan Inovasi Perguruan Tinggi.

BACA JUGA: Menko PMK Jamin Distribusi KIP untuk Yatim Piatu

Mbak Puan mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing bangsa. Mulai dari gerakan antipungli, debirokratisasi, deregulasi, peningkatan akses pembiayaan, dan peningkatan pelayanan publik yang semakin masif melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental di pemerintahan, khususnya dalam membangun Indonesia Melayani, Tertib, Mandiri, Bersih, dan Bersatu.

"Salah satu permasalahan dalam mengembangkan riset dan inovasi, baik melalui perguruan tinggi maupun melalui badan riset adalah masih terbatasnya alokasi anggaran untuk belanja riset. Berdasarkan data, anggaran riset Indonesia hanya sebesar 0,09 persen dari PDB Nasional. Sementara Malaysia sudah mencapai 0,39 persen, Vietnam 1,1 persen, Singapura bahkan mencapai 2 persen. Sedangkan UNESCO merekomendasikan bahwa anggaran belanja riset suatu negara idealnya tidak kurang dari 2 persen PDB," papar Puan.

BACA JUGA: Mbak Puan: Ayo Lestarikan Batik Indonesia

Nah, Menko menjelaskan, meski alokasi anggaran riset masih terbatas, namun harus digunakan secara efektif dan efisien. Untuk itu, pembangunan penelitian dan penerapan Iptek harus memiliki prioritas dan fokus, memiliki tahapan dan target yang jelas.

“Saya meminta Menteri Ristekdikti agar menyusun rancangan tentang arah, strategi dan target pengembangan riset dan inovasi ke depan. Rancangan tersebut diharapkan bisa lebih mengembangkan riset yang efektif dan efisien,” ujar Puan.

Bu Menko menambahkan, Rancangan Rencana Induk Riset Nasional (R.I.R.N) 2015-2045 telah disusun hingga tahapan akhir. Rancangan ini perlu segera difinalkan bersama seluruh pemangku kepentingan, dan selanjutnya ditetapkan dengan peraturan perundangan. Di samping itu, perlu juga diperkuat kemitraan antara perguruan tinggi, lembaga/badan riset, dan industri.

“Pemerintah akan turut menciptakan iklim yang kondusif dalam membangun kemitraan ini,” tegasnya.

Dengan strategi pembangunan saat ini, yaitu membangun dari pinggiran untuk pemerataan kesejahteraan rakyat, maka salah satu peranan riset dan inovasi perguruan tinggi yang bisa berkontribusi secara langsung adalah dengan mengembangkan teknologi tepat guna, yang dibutuhkan dalam menggerakan pembangunan desa.

Alokasi anggaran dana desa sendiri meningkat setiap tahun (2015: Rp 20,8 triliun, 2016: Rp 46,98 triliun, 2017: Rp 60 triliun), dan itu butuh diperkuat dengan teknologi tepat guna. Di tingkat desa, teknologi yang sangat dibutuhkan menyangkut pengolahan pertanian, perikanan, perkebunan, energi, transportasi, teknologi informasi, dan industri skala kecil.

“Saat saya ke Boyolali kemarin mendampingi Presiden Joko Widodo, banyak sekali SMK yang telah mampu membuat peralatan-peralatan berteknologi maju yang juga dibutuhkan kalangan industri. Saya harap universitas lebih maju dan mampu mewujudkan hal serupa, sesuai dengan yang diinginkan industri. Harus bisa fokus menetapkan dan menghadirkan peralatan berteknologi tinggi yang sejalan dengan kebutuhan saat ini dan jangka panjang. Marilah bergotong royong, bekerja bersama demi memajukan bangsa Indonesia," tutur Puan.

Di akhir paparannya, Menko PMK berharap agar Konferensi Forum Rektor Indonesia mampu menghasilkan formula riset dan inovasi sebagai kontribusi untuk percepatan pembangunan nasional di masa mendatang. Tampak hadir dalam acara FRI ini Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (adk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko PMK: KIS jadi Kunci Utama Meratanya Kesejahteraan


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler