Menko PMK Muhadjir: Hidup Saya Tergantung dengan Dunia Wartawan

Sabtu, 03 April 2021 – 05:01 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy, saat menyampaikan pidato dalam Anugerah Pewarta Foto Indonesia tahun 2021, Jumat (2/4/2021). (ANTARA/HO-Humas Kemenko PMK).

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengenang situasi saat menggantungkan hidup pada profesi wartawan.

"Saya menjadi wartawan akhir tahun 70-an, ketika saya selesai sarjana muda," kata Muhadjir dalam siaran pers saat menyampaikan sambutan dalam acara Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (2/4).

BACA JUGA: Kecam Pengeboman Katedral Makassar, Menteri Muhadjir Pakai Kata Dibenci Tuhan

Muhadjir menjelaskan untuk masuk ke doktoral (sebutan S1 atau sarjana penuh saat itu), dia sudah tidak lagi meminta biaya dari orang tua.

"Hidup saya tergantung dengan dunia wartawan," tuturnya.

Muhadjir mengatakan pengalamannya sebagai wartawan sangat berharga. Oleh karena itu, Muhadjir begitu berterima kasih terhadap dunia jurnalistik yang membantu membangun karakter dirinya saat ini.

BACA JUGA: Top, Dua Menteri Ini Melepas Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp 220,4 Miliar

"Karena itu, saya harus berterima kasih betul pada dunia wartawan. Karena saya besar dari dunia wartawan dan (dunia wartawan) punya andil besar dalam membentuk diri saya," katanya.

Muhadjir menceritakan kisah seorang tukang cetak yang dianggap memiliki jasa, saat dirinya berprofesi sebagai fotografer majalah mingguan di Jawa Timur (Jatim).

BACA JUGA: Hindari Pertanyaan Sulit, PM Thailand Semprot Wartawan dengan Hand Sanitiser

Sosok yang dimaksud bernama Pak Sarjib, penyedia jasa afdruk foto atau tukang cetak foto yang khusus melayani wartawan kala itu.

"Saya punya pengalaman macam-macam terkait dengan foto berita ini. Suka dukanya banyak, dan kalau boleh saya sebut orang yang paling berjasa adalah Pak Sarjib," ujarnya.

Sarjib tinggal di sebelah timur Kantor Kabupaten Malang. Menurut Muhadjir, Pak Sarjib bisa didatangi kapan saja. "Jam dua malam, dia akan buka untuk melayani saya dan teman-teman mencetak foto. Saya sangat berterima kasih," katanya.

Lebih lanjut Muhadjir mengatakan bahwa banyak tantangan yang dihadapinya saat menjadi wartawan.

Dia juga mengalami bamyak suka dan duka seperti saat mencari berita liputan dan foto yang orisinal. Selain itu, juga dalam mengejar tenggat waktu penayangan berita.

Bagi Muhadjir, foto dalam dunia jurnalistik adalah suatu karya yang luar biasa.

Sejak dulu, katanya, foto sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam berita.

Foto bisa menceritakan berbagai hal.

Karena itu, dia berpesan kepada wartawan foto terus menjaga orisinalitas karya di era kemajuan teknologi dan digitalisasi saat ini.

Selanjutnya, Muhadjir juga berpesan kepada wartawan agar tetap menjaga integritas.

"Ini tantangan betul bagi rekan-rekan wartawan foto dengan makin majunya teknologi, termasuk untuk pengambilan berita foto," katanya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga berpesan kepada seluruh wartawan foto terus berkarya dan ikut memajukan bangsa dengan karya.

Dia mengatakan teruslah berkarya untuk kepentingan kemanusiaan.

"Dengan niat ibadah, apa pun agamanya, insyaallah kalau kita niati pekerjaan kita sebagai panggilan suci itu akan menjadi ibadah buat kita," pesan Muhadjir Effendy kepada wartawan foto.

Dalam kesempatan itu turut hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menko PMK juga menyerahkan trofi kepada pemenang foto terbaik dalam Anugerah Pewarta Foto Indonesia tahun 2021. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler