jpnn.com - Pemerintah terus mendorong pariwisata Bali kembali bangkit. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dari masing-masing daerah, dengan memanfaatkan keindahan alam hingga wisata desa. Salah satunya di Kabupaten Karangasem, Bali.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, Presiden Jokowi meminta agar para menteri lebih sering mengunjungi Bali, untuk membangkitkan pariwisata yang terdampak besar COVID-19. Perekonomian Bali sangat tergantung dari pariwisata. Namun demikian, harus dibarengi produk unggulan lain dan sentuhan kreativitas.
BACA JUGA: Kemenko Perekonomian Memastikan Acara RKTM di Bali dengan Protokol Kesehatan Ketat
"Ke depan yang mengandalkan pariwisata, karena jika jatuh terlalu berat bangkit. Namun harus diimbangi dengan keunggulan produk lain, UMKM karena kreativitas dan talenta masyarakat Bali yang luar biasa,” tutur MenkopUKM Teten saat berdialog dengan para pelaku usaha kreatif di Samsara Living Museum Karangasem, Bali, Sabtu (5/9/2020).
Hadir mendampingi adalah Deputi Produksi dan Pemasaran KemenkopUKM Victoria Simanungkalit, Dirut LPDB Supomo, Dirut Smesco Indonesia Leonard Theosabrata, Staf Khusus Menteri Fiki Satari, dan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
BACA JUGA: YouTuber Kaisar Kumis Rela Keliling Indonesia demi Mempromosikan UMKM Daerah
Teten menjelaskan, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk terus membantu masyarakat dalam membangkitkan ekonomi masyarakat melalui kebijakan-kebijakan pro-UMKM.
“KemenkopUKM ingin wakafkan diri kita bantu masyarakat untuk bangkitkan ekonomi. Kebijakan pemerintah pro-UMKM," tegas Teten.
BACA JUGA: Teten Masduki Membeber Strategi Pemerintah Menyelamatkan UMKM
Menurut Teten, potensi Kabupaten Karangasem, Bali, yang bisa dikembangkan adalah wisata desa, yang memiliki keindahan alam dan alami. Selain itu, banyak produk UMKM yang banyak dibutuhkan oleh hotel, restoran, kafe, dapat mendorong perekonomian desa berkembang.
"Potensi Karangasem dilihat dari sumber dayanya adalah wisata desa yang tidak ada di daerah lain. Ini bisa jadi ciri khas Karangasem, akan punya potensi besar untuk mendorong perekonomian di desa ini. Experience budaya bisa dijual," kata Teten.
MenkopUKM Teten pun menuturkan, jika ciri khas berbeda tersebut ditonjolkan, ditambah informasi yang cukup, serta referensi melimpah, maka akan mendatangkan wisatawan asing dan domestik.
“Harus punya ciri khas yang berbeda. Karangasem alamnya indah, desa yang belum banyak berubah. Itu sesuatu yang menarik. Jika ini dihadirkan info cukup, maka hasilnya akan dinikmati masyarakat," ujar Teten.
Samsara Living Museum
MenkopUKM Teten mengaku kagum dengan wisata edukasi dan spiritual dalam satu tempat yaitu Samsara Living Museum yang berada di Desa Ungutan, Kabupaten Karangasem.
Museum tersebut merupakan museum kehidupan Karangasem yang mengangkat tema tentang siklus hidup manusia Bali. Dimulai dari berbagai nilai serta tradisi yang melekat sejak bayi berada di dalam kandungan, kemudian lahir ke dunia, hidup dan mati bahkan hingga menyatu dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa dan tercapainya kesempurnaan.
Selain itu, di museum ini juga diperlihatkan kegiatan aktivitas keseharian masyarakat setempat. Dari mulai pembuatan sarana tetabuhan (arak, brem), meulat-ulatan, mejejahitan, melukis wayang, bahkan sampai kegiatan kesenian khas seperti mecakepung/genjek, ngoncang. Bahkan tanaman upacara juga ditanam di sekitar museum. Ada juga kuliner Bali yang dijual
"Ini tempat luar biasa. Dikelola dengan baik. Harmonis dengan alam. Kalo dipelihara dengan baik akan berbalik ke kita lagi membuat bahagia, nyaman, harmonis. Saya takjub dengan pengelolaan Samsara Living Museum," tegas Teten.
Kriuk Keripik Pare
Dalam dialog dengan komunitas usaha kreatif Karangasem, diketahui wilayah itu memiliki ciri khas UMKM yang berbeda dibandingkan daerah lain, yaitu dengan adanya Kriuk Keripik Pare.
Anggota Komunitas Kreatif Karangasem (Komunitas Korek), I Dewa Gede Juniantara (Cok Juni) mengatakan, akibat pandemi COVID-19 banyak karyawan yang dirumahkan. Sehingga muncul ide kreatif membuat keripik pare dan ternyata sangat diminati masyarakat.
"Ini belum pernah ada. Setelah di-PHK mencoba membuat keripik dari pare. Diminati banyak orang," katanya.
Bahkan menurut Cok Joni, dengan pelatihan oleh KemenkopUKM, kini packaging menjadi makin menarik dan dapat menumbuhkan perekonomian daerah. "Sudah berproduksi. Dengan pelatihan packaging kini lebih menarik," tegasnya.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi