Julie Bishop jadi sosok wanita yang berhasil memaksa perbincangan dengan presiden Rusia, Vladimir Putin, membuka jalan Dewan Keamanan PBB soal Ukraina dan Suriah, serta mengirimkan tentara khusus Australia ke Baghdad, Irak.
Dengan sejumlah prestasinya tersebut, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menjadi semakin populer. Hingga majalah Harper's Bazzar versi Australia menobatkan dirinya sebagai Wanita Pilihan Tahun 2014.
BACA JUGA: Kemeriahan Pawai Natal Jalanan di Kota Adelaide Cetak Rekor
Dalam wawancara dengan majalah tersebut, Bishop berulang-ulang bahwa dirinya tidak mau disebut sebagai seorang pejuang hak-hak wanita.
Ia juga menolak berita yang mengatakan mantan perdana menteri Julia Gillard diperlakukan tidak baik karena dianggap sebagai wanita.
BACA JUGA: Di Sela Pertemuan APEC, Tony Abbott akan Tanya Putin Soal MH17
"Berhenti mengeluh dan buktikan kalau mereka salah," ujar Bishop saat dimintai pesan-pesan bagi para wanita.
"Tolong, jangan telan begitu saja dan jangan mau jadi korban, karena ini hanya akan menyebabkan diri kita [wanita] menjadi korban."
BACA JUGA: Melbourne Kota 21 Paling Menyenangkan di Dunia
Ia juga dianggap telah melakukan sesuatu saay kejadian kecelakaan pesawat milik maskapai Malaysia Airlines, MH17 di bulan Juli lalu.
Bishopp mengaku kalau dirinya telah membuat wakil Rusia di badan PBB menangis mendengar soal cerita anak-anak Australia yang menjadi korban.
Saat itu Bishop melakukan lobi dengan Vitaly Churkin, wakil Rusia di PBB untuk mendukung resolusi agar bisa menyelamatkan sisa-sisa jenazah dan puing-puing dari kecelakaan tersebut.
"Saya masuk ke arena politik federal dengan keinginan rahasia untuk menjadi Menteri Luar Negeri. Ini adalah yang saya benar-benar ingin. Dan kini saya menjalani mimpi saya tersebut," ujar Bishop.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Sekolah Sydney Masuk Final Lomba Desain F1 di Abu Dhabi