TRIPOLI- Kelompok oposisi Libya semakin optimis akan memenangi perang melawan rezim Muammar KadhafiKepala Biro Eksekutif Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya Mahmoud Jibril kemarin terbang ke Washington untuk mencari dukungan keuangan dan legitimasi diplomasi.
Mahmoud akan bertemu Penasihat Keamanan Nasional Presiden Barack Obama Tom Donilon dan sejumlah pejabat senior lainnya
BACA JUGA: Istri Mubarak Ditangkap
Dia juga meminta Amerika mencabut pembekuan atas aset Libya sebesar USD 180 juta untuk membiayai perang melawan rezim berumur 41 tahun tersebut.Pertemuan Washington kemarin (13/5) selang sehari setelah Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil bertemu Perdana Menteri Inggris David Cameron di London, untuk memastikan dipenuhinya janji untuk memberikan lebih banyak bantuan.
Pasukan pemberontak memerangi tentara pemerintah hampir 3 bulan
BACA JUGA: Indonesia Siap jadi Host Pertemuan Tingkat Menteri GNB
Sementara Kadhafi menguasai pintu masuk ke Tripoli dan hampir seluruh wilayah di barat.Pemberontak manyatakan, saat ini pihaknya memerlukan dana untuk membayar gaji tentara prooposisi dan mengontrol wilayah kekuasaannya
BACA JUGA: Kapten Kapal Gemini Laporkan ABK dalam Kondisi Baik
"Jadi saya ingin menggunakan kesempatan yang ada untuk meminta pemerintah AS agar membantu kami," tandasnya yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri NTCDitanya CNN tentang apa yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut, Jibril menergaskan ?kami butuh pengakuan?Tidak seperti Prancis, Italia, Gambia, dan Qatar, Amerika Serikat belum mengakui adanya NTCJibril yakin, dalam waktu dekat, Jordania juga akan mengakui NTCYang kami perlukan adalah, dunia memahami persoalan kami dan membantu kami mendapatkan hak legitimasi," tandasnya.
Namun, Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney memberikan sinyal bahwa Washington tidak akan gegabah mengakui NTC sebagai pemerintahan resmi Libya"Kalau pertanyaannya adalah pengakuan NTC sebagai pemerintahan resmi Libya, saya rasa masih sangat prematur," katanya"Kami rasa (NTC) telah menjalankan perannya sebagai sahabat yang baik bagi rakyat Libya," tandasnya.
Sementara itu, serangan udara NATO kembali membombardir target strategis LibyaSerangan yang terjadi Kamis pagi (12/5) berhasil menghancurkan halaman sebuah rumah yang diduga ditinggali KadhafiBom tersebut jatuh selang beberapa jam setelah Kadhafi muncul di TV untuk kali pertama, sejak dua pekan terakhir, pasca serangan NATO yang menewaskan putra bungsunya Saif al Arab
Pasukan pemberontak menyatakan, gempuran pasukan NATO tersebut membantu mereka mempertahankan kemenangan besar yang dicapai sepekan terakhirPemberontak berhasil merebut pelabuhan dan bandara di Misrata, satu-satunya kota di barat Libya yang dikuasai pemberontak(cak/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Perbatasan, Kamboja Setujui Paket Solusi Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi