Menlu Retno Diminta Berperan Aktif Cegah Perang Terbuka di Afghanistan

Sabtu, 21 Agustus 2021 – 20:49 WIB
Ilustrasi - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) meminta Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi berperan aktif mencegah perang terbuka di Afghanistan.

Menurutnya, Menlu perlu bersikap konstruktif mengenai hubungan antara Indonesia, Afghanistan dan Taliban setelah keberhasilan mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kabul, Sabtu (21/8).

BACA JUGA: Pilot yang Mengevakuasi WNI dari Kabul Berbagi Pengalaman, Menegangkan!

"Dengan mempertimbangkan hubungan baik antara Indonesia dengan Afghanistan dan Taliban, sewajarnya Menlu terus bersikap konstruktitf," ujar HNW dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dia menilai bahwa keberhasilan evakuasi yang berlangsung dengan lancar dan cepat itu berkat hubungan baik Indonesia dengan para pihak di Afghanistan.

BACA JUGA: Prajurit Dituding Bakar Rumah Warga, Pernyataan Danrem Tegas Banget!

Karena itu, dia berharap Menlu dapat mendorong masyarakat dunia membantu menyelesaikan masalah di Afghanistan.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan pendekatan yang oleh Menlu disebut sebagai 'Afghan-Led' dan 'Afghan-Owned', yaitu dengan mengedepankan maslahat dan kepentingan Afghanistan dalam mewujudkan perdamaian dan solusi dengan melibatkan seluruh pihak di internal negara tersebut.

BACA JUGA: Senator Riri Desak 4 RUU ini Segera Disahkan, Sangat Penting!

Menurut politikus PKS ini, sikap Menlu yang bijak itu penting disuarakan lebih serius dan lebih aktif melalui forum-forum internasional seperti di PBB maupun OKI.

HNW menyatakan pandangannya mengingat secara de facto Taliban saat ini menguasai Afghanistan.

Namun, masih terdapat perlawanan dari Panshir yang dipimpin Ahmad Mashood dan Wakil Presiden Amrullah Sholih.

Karena itu, penting bagi Kemlu RI melakukan peran lobi untuk bisa mencegah perang terbuka sesama warga Afghanistan.

"Pasalnya, jika perang terbuka terjadi akan menyeret Afghanistan kepada kondisi politik, ekonomi, maupun sosial yang makin buruk serta makin menyengsarakan negara dan bangsa Afghanistan," katanya.

HNW juga mengingatkan Taliban agar belajar dari pengalaman buruk dan citra negatif untuk tidak mengulanginya lagi saat di masa lalu mereka pernah berkuasa menjalankan pemerintahan di Afghanistan.

Taliban diharapkan bersungguh-sungguh mewujudkan janji yang telah dinyatakan siap menjalankan kebijakan secara lebih baik.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu mengatakan Taliban harus merealisasikan janji-janji terbuka mereka terkait penghormatan terhadap hak-hak perempuan, pengampunan umum, jaminan keamanan warga asing.

Janji lainnya, tidak menjadikan Afghanistan sebagai tempat terorisme yang menyerang warga dan negara asing, termasuk tidak menjadikan negara tersebut sebagai daerah transaksi narkoba internasional.

"Semua itu agar dilaksanakan dengan serius demi kebaikan Afghanistan serta citra Islam sebagai agama yang 'rahmatan lil alamin' (rahmat bagi semesta) tetapi sering disalahpahami karena dikaitkan dengan teror dan terorisme, intoleransi, serta tak ramah perempuan," katanya.

Dia mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia melalui kesuksesan Kemenlu mengevakuasi WNI dari Afghanistan, termasuk WNI dengan pasangan warga Afghanistan tanpa ada kendala seperti yang terjadi saat pesawat Amerika Serikat akan mengevakuasi warganya dari Afghanistan.

Dia berharap agar mereka yang berhasil dievakuasi mendapatkan hak-hak sebagai warga negara.

Selain itu, pejabat KBRI yang masih bertugas di Kabul diharapkan agar terus dipastikan keselamatan dan kelancaran kerjanya sebagaimana janji Taliban.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler