jpnn.com - JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Marty Natalegawa mengaku khawatir dengan stabilitas kawasan Asia Pasifik. Pasalnya, belakangan ini muncul berbagai gejala negatif terkait hubungan negara-negara di wilayah tersebut.
Salah satu contohnya ketegangan di Semenanjung Korea yang naik turun sepanjang tahun 2013.
BACA JUGA: Jhonny Allen Dicecar Soal Kongres PD
"Saat kawasan kita, Asia Tenggara,
memasuki tahap akhir menuju Komunitas ASEAN 2015, kawasan yang lebih luas yakni Asia Timur dan Asia Pasifik justru menunjukkan tanda-tanda peningkatan ketegangan dan ketidakpastian," kata Marty dalam pidato konferensi pers tahunannya di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Pejambon, Jakarta, Selasa (7/1).
Gejala lainnya, lanjut Marty, adalah kembali meningkatnya penggunaan pendekatan unilateral dalam diplomasi. Gejala terakhir yakni menurunnya kepercayaan antar negara terkait hubungan ekonomi.
BACA JUGA: Disebut Terima Dollar, Sutan Tuding Pengalihan Isu
Marty mengatakan, tiga hal tersebut merupakan masalah terbesar yang tengah dihadapi kawasan Asia Pasifik. Karenanya, kebijakan politik luar negeri Indonesia pada tahun 2014 akan difokuskan untuk memeranginya.
"Pada intinya, mengubah “trust deficit” menjadi “strategic trust”, mengesampingkan penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan sengketa wilayah dan terakhir mencegah kembalinya pola pikir era Perang Dingin di kawasan," ujar menteri berkacamata bulat ini.
BACA JUGA: Hanya Dokter PTT yang Diangkat CPNS Tanpa Tes
Lebih lanjut, Marty menuturkan bahwa pemeliharaan perdamaian dan keamanan kawasan adalah hal terpenting bagi Indonesia. Apalagi, stabilitas adalah prasyarat utama bagi kelancaran jalannya roda perekonomian dan terciptanya kemakmuran kawasan.
"Kenyataan ini telah terbuktikan dalam beberapa dekade terakhir. Namun kita tidak dapat lengah. Perdamaian merupakan sesuatu yang harus senantiasa diperjuangkan," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elektabilitas Rendah, Marzuki Tolak Mundur dari Konvensi
Redaktur : Tim Redaksi