Menlu Selen

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sabtu, 13 November 2021 – 14:43 WIB
Retno Marsudi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dikenal suka tampil trendi dan fashionable, meskipun terkadang nyentrik dan nyeleneh.

Kali ini dia bikin heboh dan viral gegara mengenakan sepasang sepatu selen (beda warna) antara kiri dan kanan.

BACA JUGA: Retno Marsudi Dorong Penggunaan Nuklir yang Bermanfaat

Foto gaya fesyen nyeleneh itu diunggah di situs resmi kepresidenan (11/11).

Kontan netizen heboh dengan berbagai komentar. Seperti biasa, ada yang memuji, ada juga yang mencaci maki. Yang memuji menganggap gaya bersepatu beda warna itu keren dan chic, yang mencaci menganggap Bu Menteri Retno Marsudi kurang kerjaan.

BACA JUGA: Menlu Retno Sampaikan Peringatan untuk Seluruh Warga, Lihat Situasi di Eropa

Pada foto itu terlihat Retno sedang berjalan di landasan bandar udara dikawal oleh dua orang berseragam TNI.

Retno memakai baju longgar warna putih, celana cingkrang di atas tumit, dan tas selempang kecil menyilang di bahu.

BACA JUGA: Pernyataan Menlu Retno di Forum ASEAN, Amat Pahit Bagi Myanmar

Yang mencolok adalah sepatu yang dikenakan Retno. Beda warna antara kiri dan kanan. Satu berwarna pink satunya warna hijau. Karena Retno sengaja memakai celana cingkrang, warna sepatu yang ‘’sisihan’’ menjadi mencolok.

Retno memang sengaja memakai celana cingkrang supaya sepatu sisihan itu terekspos.

Ternyata benar. Netizen lebih fokus ke sepatu sisihan daripada kebijakan luar negeri yang menjadi portofolio Retno.

Retno baru saja mendampingi Jokowi dalam lawatan luar negeri menghadiri pertemuan G-20 di Roma dan konferensi lingkungan di Glasgow. Namun, dia lebih tertarik pamer gaya sepatu daripada berbicara mengenai kebijakan luar negeri.

Kabarnya, Bu Menteri yang mungil dan imut ini sering mencuri perhatian dalam berbagai perhelatan internasional, karena gaya pakaiannya yang berselera. Ia sering memakai bando dengan berbagai macam warna. Ia memakai aksesoris berukuran besar mencolok dan yang terbaru dia pakai sepatu selen beda warna.

Ahli psikologi mungkin melihat gaya fasyen Retno sebagai cerminan pribadinya yang penuh warna dan selalu ceria. Pilihan fasyen menunjukkan bahwa Retno pede dalam pergaulan.

Meskipun badannya kecil dan imut, tetapi dia tidak minder berhadapan dengan orang lain, termasuk dengan bule yang ukuran tubuhnya lebih jumbo ketimbang Retno.

Namun, ahli psikologi mungkin juga melihat gaya berpakaian yang eksentrik sebagai upaya menutupi kekurangan supaya bisa menjadi pusat perhatian. Gaya caper dengan berpakaian nyeleneh memang mudah mendapatkan perhatian karena beda dengan kebiasaan yang lazim.

Pepatah berbahasa Arab mengatakan ‘’khalif tu’raf", berbedalah maka kamu akan dikenal. Kalau mau jadi perhatian umum atau ingin supaya terkenal harus berani tampil beda.

Bahasa manajemen menyebutnya out of the box, keluar dari kotak konvensional, keluar dari zona nyaman menuju zona tidak nyaman. Meskipun tidak nyaman tidak jadi masalah asal menjadi perhatian.

Konsep ini sudah lama diterapkan oleh almarhum Teguh Slamet Rahardjo atau yang lebih dikenal sebagai Teguh Srimulat, pendiri grup lawak legendaris Srimulat, yang berjaya pada dekade 1980 sampai 1990-an.

Srimulat menjadi pabrik tawa paling produktif sekaligus menjadi pabrik pelawak yang melahirkan komedian-komedian terkenal yang sangat lucu.

Beberapa nama terkenal produk Srimulat antara lain Gepeng, Asmuni, Tarsan, Mamiek Prakoso, Basuki, Timbul, Nunung, Bambang Gentolet, Gogon, Tessy, dan beberapa nama lain.

Mereka punya gaya pakaian dan gaya rambut yang unik dan khas. Mereka juga sekaligus punya gaya bicara yang khas dan menjadi trade-mark yang beda dari lainnya.

Konsep yang dipakai Teguh sangat sederhana, yaitu ‘’aneh itu lucu’’ dan ‘’beda itu lucu’’. Kalau ada tamu masuk ke rumah lalu duduk di kursi, itu tidak aneh, tidak beda, dan tidak lucu.

Namun, kalau ada tamu yang tiba-tiba nyelonong masuk rumah dan pura-pura keliru duduk di atas meja, semua orang pasti kaget dan tertawa.

Beda dan aneh juga diterapkan dalam berpakaian dan bergaya rambut. Tessy bergaya bencong dan memakai perhiasan batu akik di sepuluh jarinya.

Asmuni, yang berasal dari kota santri Jombang, suka memakai idiom Bahasa Arab seperti ‘’hil yang mustahal’’, atau idiom Bahasa Inggris ‘’tunjek poin’’ untuk memelesetkan ‘’to the point’’.

Tarsan bergaya orang kaya dengan setelan jasa mewah. Gogon mempunyai gaya rambut unik dengan jambul tinggi. Gepeng bergaya bicara gagap dengan pakaian warna mencolok. Nunung sangat khas dengan gaya kemayu meskipun dia tidak ayu. Asmuni memakai arloji di tangan kanan dan kirinya. Bukan cuma satu atau dua, tetapi empat sekaligus.

Semua gaya Srimulat dianggap aneh dan menjadi lucu. Gaya aneh itu belakangan menjadi tren dan banyak ditiru oleh pelawak lain dan juga ditiru sebagai fashion oleh publik. Gaya bencong Tessy sekarang ditiru oleh banyak komedian. Gaya rambut Gogon malah menjadi fashion internasional sebagai gaya Mohawk yang ditiru selebritas internasional. Jambul Nusantara ditiru oleh Shahrini.

Gaya celana pendek cingkrang dan baju kedodoran sering dipakai oleh Gepeng. Model pakaian kedodoran itu sekarang termasuk dalam gaya yang disebut sebagai ‘’oversize’’ dan banyak diikuti oleh pecinta fesyen.

Apakah ada pemain Srimulat yang pernah memakai sepatu atau sandal beda warna? Kalau ada tentu hal itu akan mengundang tawa terpingkal. Coba bayangkan, Nunung berdandan cantik dengan make up menor dan sepatu hak tinggi, tetapi warnanya beda, satu merah satunya kuning.

Menlu Retno Marsudi bukan anggota Srimulat.

Namun, cara dia mencari perhatian mirip dengan para pelawak Srimulat. Sayang, Srimulat sekarang sudah mati suri tidak pernah tampil bareng lagi. Kalau Srimulat masih ada, mungkin Bu Menlu bisa tampil sebagai bintang tamu.

Para ahli semiologi mungkin juga pada sibuk menginterpretasikan simbol yang dipakai Retno Marsudi. Sepatu beda warna adalah penanda atau signifier yang menjadi penanda sesuatu. Setiap penanda selalu ada petanda atau signified yang menjadi objek tanda.

Mungkin sepatu selen Retno Marsudi menjadi tanda bahwa kebijakan luar negeri Indonesia juga selen. Tidak sinkron antara kiri dan kanan. Tidak sinkron antara apa yang diucap dengan apa yang diperbuat.

Tidak sinkron antara apa yang diomongkan presiden dengan omongan menterinya sendiri.

Praktik kebijakan selen terlihat dalam konferensi lingkungan COP26 di Glasgow.

Dalam pidatonya Jokowi mengatakan Indonesia siap berkomitmen menghentikan penebangan hutan pada 2030, dan puncaknya akan menghentikan total pada 2050.

Belum kering bibir Jokowi, Menteri KLH Siti Nurbaya Bakar sudah menyanggah dengan mengatakan bahwa Indonesia tidak akan menghentikan program pembangunan nasional hanya karena kebijakan deforestasi.

Pernyataan Jokowi dan Siti Nurbaya menjadi selen. Satu ke kanan satunya ke kiri. Satu merah satunya biru. Kalau terjadi di panggung Srimulat orang akan terkawa terpingkal-pingkal.

Tarsan sebagai juragan bicara berbuih-buih, tetapi kemudian dimentahkan oleh Asmuni sebagai babu alias asisten rumah tangga.

Jokowi sendiri mengakui bahwa masyarakat Indonesia sekarang terjangkiti gejala selen. Kata Jokowi, di luar negeri Indonesia banyak dibanggakan dan dikagumi, tetapi di dalam negeri sendiri malah dicaci-maki. Gejala selen itu oleh Jokowi disebut sebagai inferior complex karena warisan penjajah.

Manusia Indonesia, kata Jokowi, tidak pede ketika berhadapan dengan orang asing. Beda dengan Jokowi yang selalu pede di forum internasional. Meskipun Bahasa Inggrisnya tidak fasih dan selalu pakai masker, Jokowi tetap pede berbicara dengan para pemimpin dunia.

Gejala selen juga diungkapkan oleh Syafii Maarif yang melihat adanya beda warna antara kebijakan dengan pelaksanaan. Kebijakan sudah bagus, tetapi pelaksanaannya banyak melenceng. Kata Syafii di luar negeri citra Indonesia bagus, tetapi di dalam negeri compang-camping dan berantakan.

Rancak di labuah. Mentereng di luar, tetapi remuk di dalam. Warna cerah di luar, tetapi busuk di dalam. Itulah kondisi selen di Indonesia. (*)


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler