Menlu Tiongkok Klaim Warganya Tak Suka Demonstrasi

Yang Jiechi: Rakyat Tiongkok Senang Bekerja

Selasa, 08 Maret 2011 – 23:16 WIB
BEIJING - Pemerintah Tiongkok membantah adanya peningkatan tensi politik dalam negeri, seiring munculnya seruan demonstrasi, yang terinspirasi Revolusi Melati di dunia Arab, melalui internetMenteri Luar Negeri Yang Jiechi menyatakan rakyat Tiongkok lebih senang menyibukkan diri dengan bekerja.

"Saya belum melihat adanya tanda-tanda ketegangan politik (di Tiongkok)," ujar Yang Jiechi kepada wartawan saat menggelar jumpa pers pada rapat tahunan parlemen Tiongkok, Senin (7/3) kemarin.

Pemerintah Tiongkok tengah khawatir dengan meluasnya konflik politik di Afrika Utara dan Timur Tengah

BACA JUGA: Berlusconi Siap Sidang Tiap Senin

Ratusan aktivis ditangkap dan wartawan asing dilarang meliput rencana demonstrasi di sejumlah kota.

Mereka yang berada di balik seruan online untuk berdemonstrasi setiap Minggu, mencoba menarik perhatian dengan isu-isu ketidakpuasan publik atas semakin lebarnya kesenjangan ekonomi, korupsi, dan pelanggaran norma hukum.

Namun, Yang justru membanggakan kesuksesan ekonomi bangsa Tiongkok
Dia menegaskan bahwa rakyat sedang sibuk memusatkan perhatiannya untuk mencapai pembangunan ekonomi

BACA JUGA: India Legalkan Eutanasia Pasif

"Inilah (kesuksesan) yang saya lihat dan saya tidak ingin melihat siapa pun mengacaukan itu semua," tambah Yang seperti dilansir AFP.

Komentar menteri luar negeri tersebut bertolak belakang dengan Perdana Menteri Wen Jiabao yang geram dengan munculmya ajakan demonstrasi di dunia maya
Kegeraman Wen diungkapkannya Sabtu (5/3).

Tak tampak pergerakan demonstrasi pasca munculnya ajakan revolusi di internet

BACA JUGA: Indonesia dan Filipina jadi Sasaran Teroris

Namun polisi menjaga ketat semua titik yang rencananya digunakan untuk berkumpulnya massa, seperti ditulis dalam seruan tersebutSelain itu, wartawan asing ditangkapi, diperlakukan kasar, dan diancam.

Seorang wartawan Bloomberg News mengaku telah dipukul dan ditendang berkali-kali, oleh sejumlah pria yang diduga sebagai intel, pada 27 FebruariPenganiayaan oleh aparat berpakaian preman tersebut terjadi di sebuah jalan pusat perbelanjaan di Beijing, lokasi salah satu lokasi yang didesain untuk menggelar demonstrasiAkibatnya, wartawan tersebut harus mendapat perawatan medis.

Namun, Yang menolak tegas adanya tindak kekerasan oleh polisi"Tidak benar ada aparat polisi yang memukuli wartawan asing," tukasnya.

Pemerintah kota Beijing menyatakan, dalam sebuah jumpa pers, wartawan yang akan meliput di distrik bisnis, harus mendapat izin dari otoritas setempatNamun hingga kemarin, izin belum dikeluarkan(cak/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demonstran Anti-Pemerintah Bahrain Disambut Donat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler