Menonjol, Kekerasan Seks pada Anak

Kamis, 15 Desember 2011 – 13:14 WIB

PALEMBANG – Data di Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Palembang menyebutkan, dari 11 jenis kasus kekerasan pada anak ada tiga yang menonjolMeliputi kekerasan seksual, sebanyak 21 kasus (23 persen)

BACA JUGA: Jadikan Donor Darah sebagai Lifestyle



Lalu disusul kasus kekerasan fisik, sebanyak 19 kasus (21 persen)
Kemudian disusul kasus kekerasan hak kuasa asuh sebanyak 14 kasus (15 persen).

“Pada 2010 banyak (kasus) dilakukan orang dewasa yang memiliki intelektual tinggi

BACA JUGA: Kalung Cantik untuk Hadiah Natal

Tapi kalau tahun ini, jumlah kasus ini menurun, dengan pelakunya orang yang tidak tahu hukum,” kata Adi Sangadi SH, ketua KPAID Kota Palembang dalam dialog yang digelar Women’s Crisis Center (WCC) di Hotel Paradise, kemarin (14/12).

Dialog menghadirkan tokoh agama dan masyarakat Sumsel Prof H Jalaluddin, Dewan Pengurus WCC Palembang Hj Mapilhinda Syahrial Oesman, Psikolog dari Lembaga Potensia Hj Telly P Siwi Zaidan


Kekerasan yang paling  menonjol saat ini adalah kekerasan seksual pada anak

BACA JUGA: Fesyen Muslim Show di Paris

Salah satu faktor yang menyebabkan, kata Adi, ditimbulkan akibat globalisasiAdanya internet dan situs-situs (porno).

“Diharapkan kepada masyarakat dan sekaligus orang tua yang mengikuti dialog ini, agar lebih berhati-hati  terhadap anak-anak yang sudah bisa menguasai internetDalam masa transisi inilah yang berbahaya bagi anak-anak sehingga mereka harus digiring dan diberi tanggung jawab mengenai batasan yang mereka harus ketahui,” paparnya.

Sementara itu, Prof Jalaluddin, justru mengajak orang tua mengintrospeksi diri“Remaja sebenarnya tidak salah, tetapi sikap dan prilaku orang tualah terkadang membuat anak mencari pelarian diluar dan menemukan hal yang berbau negatif,” bebernya

Pernyataan Prof Jalaluddin itu didukung Yeni Roslaini“Saya mendukung kekerasan yang terjadi pada remaja yang disebabkan kesalahan dari orang tuaSeharusnya orang tua sekarang menumbuhkan  pada anak dengan kebiasaan lama, misalnya membudayakan rasa malu,“ ujar Yeni

WCC sendiri, kedepan berencana mengadakan semacam road show ke sekolah untuk mengkampanyekan konsep sekolah ramah anakWWC juga akan mengeluarkan rekomendasi ke Kemendikbud agar dilakukan pembatasan penggunaan handphone bergambar oleh siswa di sekolah(mg49/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendidikan Tinggi, Tapi Ogah Ikut KB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler