Menpar Arief Yahya Blusukan ke Sibisa dan BOP Danau Toba

Sabtu, 20 Agustus 2016 – 15:25 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meninjau persiapan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Parapat, Jumat (19/8). Foto: Kemenpar for JPNN.Com

jpnn.com - TOBASA - Menteri Pariwisata Arief Yahya terus memikirkan berbagai upaya dalam mengembangkan kepariwisataan di kawasan Danau Toba. Terutama masalah infrastruktur penunjangnya.

Jumat (19/8), Menteri Arief blusukan ke sejumlah lokasi di sekitar Danau Toba. Yang pertama, ia meninjau Bandara Sibisa di Ajibata, Toba Sampsir. Bandara kecil dengan panjang landasan 750 meter itu memang belum siap dioperasikan sebagai bandara untuk penerbangan komersial.

BACA JUGA: Bandara Silangit Membeludak, KKPDT Dihadiri Presiden Jokowi dan 9 Menteri

Padahal, Bandara Sisiba merupakan salah satu akses ke Danau Toba. "Selain Silangit, akses terdekat dengan Dato (Danau Toba) adalah Sibisa ini," kara Arief saat mengunjungi bandara kecil yang posisinya di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (dpl) itu.

Sibisa posisinya lebih dekat dengan Danau Toba. Jaraknya hanya setengah jam dari Parapat. Sedangkan Silangit berjarak tempuh paling cepat 1,5 jam perjalanan darat dari Parapat.

BACA JUGA: Toba Gran Fondo Pasti Keren, Jangan Sampai Terlewatkan

Ketinggian Sibisa juga lebih rendah dibandingkan Silangit yang berada di ketinggian 1.400 meter dpl. "Udaranya juga sejuk, di kisaran 21-24 derajad Celcius siang hari," ujar Arief.

Dari Danau Toba, posisi Sibisa lebih tinggi 200 meter, jadi suhunya relatif sejuk. Dari bandara yg dulu pernah didarati Susi Air itu, Menpar Arief Yahya blusukan ke lokasi Desa Pardamean dan Sigapiton, tempat lahan seluas 500 hektare untuk Badan Otorita Pariwisata (BOP) Danau Toba. Jalannya masih makadam, hanya cukup untuk satu mobil saja.

BACA JUGA: Bahas APBD Perubahan Tunggu Kejelasan DBH

Bersepatu pantofel hitam dan baju putih Wonderful Indonesia, Arief menjelajahi dataran tinggi dan hutan pinus di atas Ajibata. Orang menyebutnya Bukit Teletubbies, acara televisi untuk anak-anak usia pra-sekolah.

Dari atas tebing curam itu bisa mengintip Pulau Samosir di tengah Danau Toba. Angin bertiup sepoi-sepoi, cahaya matahari menerobos sela-sela daun dan batang pinus.

"Inilah yang harus dilestarikan, dihutankan kembali, reboisasi, agar menjadi water catching area yang menyuntikkan air ke dalam tanah. Nantinya air itu kembali ke danau dan sudah tersaring tanah. Ingat, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," ucap Arief Yahya bersama Hiramsyah Sambudhy Thaib, Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi Kemenpar.

Hiramsyah menjelaskan Danau Toba adalah satu dari 10 "Bali Baru" yang tengah dikembangkan sebagai destinasi prioritas. Perpres Badan Otorita Pariwisata (BOP) sendiri sudah diundangkan 13 Juni 2016, dan sudah diteken sejak 1 Juni 2016. Badan inilah yang kelak tugasnya melahirkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata Danau Toba.

Sedangkan 9 "Bali Baru" lainnya adalah Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Trmengger Semeru (BTS), Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, Morotai Maltara.

"KEK pertama dan yang paling cepat dibangun di Tanjung Kelayang dengan 324 hektare di Belitung. Tanggal 2 September nanti sudah akan groundbreaking amenitas seperti hotel , restoran, dan lainnya," kata Hiram.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hanya Remisi, Napi di Lapas Ini Diberi Modal Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler