jpnn.com - JAKARTA – Jika bulan Februari 2016 magnit yang digunakan untuk menggaet wisatawan mancanegara (wisman) adalah Perayaan Imlek, dan Bali menjadi hub-nya. Namun, pada bulan Maret 2016 yang dijadikan mesiu untuk mendatangkan wisman adalah Gerhana Matahari Total (GMT).
Gerhana Matahari Total 2016 yang akan melintas di 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret mendatang.
BACA JUGA: Tiga Tangkapan Baru KPK Belum Dicegah ke Luar Negeri
“Kami sudah promosikan jauh hari, sejak akhir tahun 2015 lalu. Karena hotel-hotel berbintang di sejumlah kota yang akan dilintasi GMT itu sudah tidak nampung lagi,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (13/2).
Adapun 12 provinsi yang dilintasi GMT antara lain Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat. Durasi paling lama, Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara yakni 3 menit 17 detik. Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, 2 menit 50 detik. Kota Ternate 2 menit 45 detik.
BACA JUGA: Gubernur Sumbar Puji Sikap Peduli Masyarakat Minang di Perantauan
Menurut Arief, Presiden Joko Widodo sendiri sangat concern dengan GMT ini. Bahkan, orang nomor satu di negara ini ingin melihat langsung acara itu di objek pariwisata yang sedang dikembangkan Kemenpar.
Menurut Menpar, target kunjungan wisman seratus ribu orang dengan penerimaan devisa Rp 1,56 triliun. Wisatawan nusantara 5,1 juta dengan asumsi perputaran uang Rp 3,8 triliun.
BACA JUGA: Begini Sikap Demokrat Terhadap Wacana Revisi UU KPK
“Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi. Itu terbukti, sejak akhir tahun 2015 lalu sudah kami promosikan di banyak negara, dan hasilnya sangat signifikan,” kata Menpar Arief Yahya.
Dia mencontohkan Palu, Sulawesi Tengah. Sejak Desember 2015, semua hotel sudah di-reservasi dari yang berbintang sampai melati. Semua hotel sudah penuh, sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai “hotel berjalan” di perairan yang dilintasi GMT tersebut.
“Terbanyak adalah Wisman dari Jepang,” sebut Arief Yahya.
Mengapa Jepang begitu tertarik dengan GMT itu, menurut Arief, karena di negara yang banyak mempercayai Shinto itu, menjadikan mahatari sebagai dewa. Pada 9 Maret 2016 itu, sebagian wilayah Indonesia akan menjadi gelap gulita karena GMT.
“Ada tiga fenomena GMT yang bakal diburu wisatawan. Baily's Beads, efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Dan fenomena tadi cuma bisa disaksikan di Indonesia,” terang Arief Yahya didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Esthy sadar ada potensi besar di dalamnya. Kemenpar pun langsung action. Menurut wanita berkerudung itu, Kemenpar telah menginstruksikan kepada 12 daerah yang menjadi perlintasan GMT untuk menyiapkan paket-paket wisata yang menarik. Misinya, menggapai target 100 ribu kunjungan wisatawan asing serta 5 juta wisatawan lokal ke-12 provinsi yang akan dilewati GMT.
Sumatera Selatan membuat glowing night run, ritual komunitas supranatural, festival lomba foto internasional, barongsai sepanjang 30 meter, tur edukasi untuk anak sekolah serta performace seni budaya dan kuliner GMT.
Bangka Belitung menggelar seminar pariwisata, Belitung Photography Trip, Belitung Ultra Beach Run, Belitung Lantern Run, pameran foto dan film, seni instalasi, lomba membatik, karnaval budaya, atraksi permainan tradisional, sholat gerhana serta menyaksikan GMT secara massal di Pantai Terentang.
Kalimantan Tengah tak mau ketinggalan. Untuk GMT 2016, Kalimantan Tengah menyiapkan lomba kesenian daerah, kuliner, fotografi, fashion show serta pentas budaya lokal. Kalimantan Timur, memilih pesta laut, lomba perahu naga, tarian peraga serta Balikpapan Borneo Travel Mart.
Maluku Utara menggelar FGD GMT 2016, Gala Dinner peserta GMT 2016, Run Eclipse 10 KM Total Eclipse serta Festibal Bdaya Maluku Utara. Sulawesi Tengah meng-create Pawai Budaya Etnik Nusantara, Lomba Perahu Dayung, Atraksi Budaya Etnik Nusantara, International Gateball Tournament, workshop industri pariwisata, lomba musik bambu, kuliner khas daerah berbahan kelor, fashion show batik daerah serta Wonderful Total Solar Eclipse Concert. Konser itu akan menampilkan Slank, The Titans, Lesti DCA 2, Danang DCA 2, parade musik perkusi Gilang Ramadhan dan stand up comedy komika Jakarta-Palu.
“Di Palu akan ada koordinasi kedatangan cruise. Akan ada empat kapal pesiar yang rata-rata membawa 1500 penumpang. Bahkan kapal Pelni siap berkontribusi dengan menyiapkan tiga kapal besar sebagai hotel terapung yang akan ditempatkan di perairan Bangka Balitung, Palu dan Ternate,” terang Esthy.
Esthy memastikan memberi perhatiaan dengan akan memberi kemudahan akses menuju titik-titik GMT. Sehingga ke depan, wisatawan dapat kembali ke daerah-daerah tersebut untuk menikmati destinasi yang berada di sana.
“Fokus kita adalah promosi daerah-daerah yang mengalami GMT. Bagaimana ke depan setelah ini, wisatawan mengenal dan datang ke daerah-daerah ini," tegasnya.
Untuk urusan promosi, Esthy mengaku banyak belajar dari GMT di Australia dan Eropa. Pada saat itu, GMT rupanya menjadi sorotan media, peneliti, fotografer dan wisatawan. Desain kaca mata gerhana berlogo Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia langsung disiapkan.
“Semua upaya untuk memikat wisatawan akan kita lakukan. Saya yakin target tercapai. Atraksi wisatanya keren-keren, alamnya indah dan akan ada empat kapal pesiar yang rata-rata membawa 1500 penumpang,” ungkap Esthy.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harapan Perantau Kepada Gubernur Sumbar
Redaktur : Tim Redaksi