Menpora Dituding Lambat Tangani Konflik PSSI-LPI

Jumat, 14 Januari 2011 – 18:18 WIB

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI-P, Tubagus Dedi S Gumelar menyatakan bahwa konflik yang terjadi antara PSSI dengan Liga Primer Indonesia (LPI) adalah tanggung jawab Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi MallarangengJika sedari awal Menpora sudah memediasi, Dedi Gumelar meyakini konflik itu tidak akan berkepanjangan.

“Empat bulan yang lalu saya sudah minta Menpora untuk memediasi pertemuan PSSI dengan LPI, duduk bareng, tapi mana? Ini akibat dari kelambanan Menpora dalam merespon dinamika yang terjadi," ujar Dedi Gumelar dalam diskusi bertajuk ‘Menyikapi Ribut-ribut Soal Politisasi Timnas Sepakbola’ di Gedung DPR RI, Jumat (14/1).

Menurut politisi yang akbar disapa dengan nama Miing itu, karena masalahnya sudah makin meluas maka Komisi X DPR akan memanggil Menpora pada Rabu (19/1) pekan depan

BACA JUGA: Andi Mallarangeng Dianggap Gagal Sebagai Menpora

Selanjutnya, Komisi X DPR pihaknya juga akan memanggil PSSI dan LPI
“Keduanya ini barangkali jadi materi Komisi X kalau pemerintah tidak berani,” kata komedian itu.

Meski demikian anggota dewan asal Dapil Banten I ini tetap berharap LPI mampu melahirkan bibit-bibit baru para pemain sepakbola Indonesia

BACA JUGA: Nadal-Wozniacki Unggulan Teratas

“Sudah tujuh tahun Nurdin Halid itu bangun sepakbola, tapi mana prestasi yang diberikan?” ucap Miing.

Pada kesempatan sama Ketua Bidang pembinaan organisasi PSSI, Ibnu Munzir, menyatakan, tidak ada politisasi di PSSI
“Anggapan atau tuduhan politisasi itu tidak lepas dari adanya persoalan terkait penyelenggara turnamen sepak bola nasional akhir-akhir ini,” katanya.

Dia menyatakan, kepengurusan sepak bola punya aturan sendiri dan induknya di FIFA yang berlaku secara universal

BACA JUGA: Leo Absen, Nasuha Masuk Inti

Karena itu, seluruh kegiatan harus sepengetahuan PSSI dan FIFA.

Terkait penyelenggaran turnamen sepak bola yang diselenggarakan LPI, Munzir menyatakan, LPI di bawah Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI)“Itu di luar PSSI, tidak sepengatahuan kita,” katanya.

Munzir menegaskan, mestinya penyelenggara LPI berkoordinasi dengan PSSI agar pemain-pemain yang main di LPI dapat secara resmi memiliki pengesahan apabila ingin menjadi pemain nasional“Kalau di bawah BOPI itu, kita anggap sebagai hiburan, karena tidak punya indukPSSI punya induk, yaitu FIFA,” katanya.

Lebih lanjut Munzir menjelaskan, dalam kongres FIFA di Doha, Qatar baru-baru ini, persoalan LPI sempat dipertanyakan FIFAPSSI, sebut Munzir, diminta FIFA untuk melakukan tindakan terhadap LPI.

“Kita mendapat teguran dari FIFAKita didesak agar ambil langkah terkait LPITentu saja kita diminta ambil tindakan terhadap siapapun yang telibat dalam LPIPemainnya, pihak sponsornya dan sebaliknya,” kata Munzir.

Bahkan menurut Ibnu, wasit yang ditugasnya memimpin pertandingan di LPI rata-rata sudah pernah di-grounded dan dilepas PSSI”Kita ada catatannya, ada rekamannyaAda juga pemain yang sudah kita tolak karena usia, masih diterima,” pungkasnya.

Dalam diskusi yang sama, juru bicara Liga Primer Indonesia (LPI) Abi Hasantoso mengatakan bahwa digelarnya LPI merupakan salah upaya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi dunia sepakbola nasional yang akhir-akhir ini kian terpuruk.

"LPI melihat PSSI berpotensi melakukan diskriminasi kalau para pemain terbaik di liga LPI tidak diberi kesempatan yang sama membela Merah-Putih," kata Abi Hasantoso(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Leonardo Bangga Raih Victory Ketiga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler