jpnn.com - Menpora Zainudin Amali menegaskan bpihaknya saat ini fokus dalam melakukan penanganan korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Pria kelahiran 16 Maret 1962 itu mendapat mandat langsung dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan hal tersebut.
BACA JUGA: Menpora Amali, Kapolri, Hingga Ketum PSSI Takziah ke Rumah Korban Tragedi Kanjuruhan
“Sejak kemarin, arahan bapak Presiden kepada kami adalah menangani korban. Kami takziah ke rumah duka (korban meninggal dunia) dan yang sedang dirawat kami berharap segera pulih,” kata Menpora Amali dalam rilis tertulis.
Terkait penanganan kasus, Menpora telah memerintahkan Polri untuk melakukan investigasi dan PSSI agar bisa melakukan evaluasi terhadap sistem kompetisi.
BACA JUGA: Usut Tragedi Kanjuruhan, Polisi Panggil Dirut PT LIB Hingga Kadispora Jatim
“PSSI harus segera mengevaluasi dan memberikan laporannya. Sementara itu, Polri menangani kasus dan melakukan investigasi. Secara keseluruhan penanganan korban merupakan yang paling utama,” ujar Menpora Amali.
Menpora Amali menjelaskan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia untuk sementara waktu dihentikan.
BACA JUGA: FIFA hingga Pesepak Bola Tersohor Dunia Ikut Berdukacita Pada Tragedi Kanjuruhan
Hal tersebut diambil berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo untuk penghentian sementara kompetisi sampai evaluasi total selesai dilakukan.
“Penghentian sementara Liga sudah pasti. Kami minta kepada PSSI untuk mengevaluasi total sistem penyelenggaraan. Kami berharap evaluasi yang dilakukan PSSI ini berjalan cepat dan baik,” tuturnya.
Dalam tragedi ini, pemerintah menyampaikan ada 448 orang yang menjadi korban. Rinciannya adalah sebanyak 302 orang mengalami luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa terbesar kedua yang memakan korban jiwa terbanyak setelah inseden Peru 1964.
Kala itu, laga Peru vs Argentina di Estadio Nacional, Lima pada 24 Mei 1964 menimbulkan kericuhan jelang laga usai.
Melansir BBC, kericuhan tersebut memakan korban jiwa mencapai 328 orang.(mcr16/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal