Menristek Deklarasikan Sekolah Riset dan Konservasi

Senin, 02 Maret 2015 – 01:03 WIB
Menriset Dikti, Muhammad Nasir. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - SLAWI – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menriset Dikti) Muhammad Nasir mendeklarasikan SMKN 1 ADB Adiwerna, Jateng, sebagai sekolah riset dan konservasi, Minggu (1/3).

Hal ini tidak terlepas dari beragam kegiatan riset berbasis teknologi dan lingkungan lewat program ”ecoresearch dan ecopreneur” yang telah dilakukan sekolah tersebut.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Jalin Corporate Sales dengan Unpad

Nasir memberi apresiasi positif terhadap prestasi yang sudah diukir sekolah tersebut. Dia menilai upaya yang telah dilakukan sekolah ini merupakan prestasi yang luar biasa yang berorientasi nasional.

”Kerja terampil dan inovasi yang luar biasa ini bisa menjadi model dan rujukan SMK-SMK lain untuk riset terapan,” ujarnya.

BACA JUGA: Beasiswa Telkom Terus Meningkat

Dia pun mendorong di Kabupaten Tegal bisa berdiri Politeknik Negeri untuk tindak lanjut basis inovasi yang sudah terbentuk. Dia menilai, dengan lahirnya sekolah riset itu, sangat layak untuk didirikan politeknik negeri di Kabupaten Tegal. Dengan berdirinya politeknik negeri semua biaya akan ditanggung oleh negara.

”Bisa jadi menggunakan nama Politeknik Semarang yang berkampus di Kabupaten Tegal. Dan saya berharap apa yang sudah ada di sekolah riset ini bisa dipertahankan untuk menuju arah lebih baik lagi,” ungkapnya.

BACA JUGA: Demam Biopori Landa Fakultas Teknik UNPAK

Dia tak ingin menggunakan misi sejarah yang sebatas mengenang prestasi yang telah diraih. Dirinya justru berharap menggunakan misi akademik yang selalu konsekuen dan terus berpikir untuk mengembangkan apa yang sudah dicapai.

Kepala SMKN 1 ADB Adiwerna Anon Priyantoro menegaskan, semua kegiatan riset berbasis teknologi dan lingkungan telah didokumentasikan dalam media edukasi konservasi dan riset.

”Berbagai prestasi di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional diraih oleh SMKN 1 ADB adalah bidang riset teknologi dan riset lingkungan,” tegasnya.

Di bidang riset misalnya, sekolah tersebut mampu melakukan pembuatan alat pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif dan sudah mengikuti pameran nasional. Selebihnya, pembuatan power bank dengan penggerak dinamo sepeda dan cell tenaga surya dari limbah transistor. Siswanya juga mampu membuat remote control penyala otomatis pada lampu, hingga elektolizer PCB dan kompor gas hidrogen air laut.

”Di bidang riset lingkungan, siswa didik kami berhasil membuat biotanol dari batang jagung sebagai energi alternafif, sayur hidroponik dengan memanfaatkan zat amoniak ikan di kolam, teh herbal jantung pisang, pewarna alami daun kersem, hingga tepung biji nangka,” jelasnya.

Didampingi Sekda Haron Bagas Prakoso dan Wabup Tegal Umi Azizah serta Kepala Dindikpora Salu Panggalo, Menristek berkesempatan melihat dari dekat seluruh hasil riset yang dipamerkan di aula sekolah tersebut. Deklarasi sebagai sekolah riset dan konservasi ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh menteri diiringi alunan keroncong ”Lintang Esuk” yang semuanya digawangi siswa sekolah setempat.(her/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai UN Jeblok, Diberi Kesempatan Tes Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler