Menristekdikti Nasir: Hardiknas Momentum Memajukan Peradaban

Rabu, 02 Mei 2018 – 11:09 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir memeringati Hardiknas 2018 di Unpad, Bandung. Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Kemenristekdikti yang bertanggung jawab memajukan pendidikan tinggi, menggelar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018. Pada peringatan Hardiknas kali ini, Kemenristekdikti secara khusus mengusung sub tema "Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia."

Pemilihan tema Hardiknas ini, menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, dilatarbelakangi misi Kemenristekdikti untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai agenda publik. Oleh sebab itu, kegiatan yang digelar pun melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai mahasiswa, akademisi, teknokrat, inovator, peneliti, komunitas, hingga masyarakat umum.

BACA JUGA: Hardiknas 2018, Ini Pesan Mendikbud Muhadjir Effendy

“2 Mei merupakan hari yang sangat penting, penuh dengan makna, inspirasi, dan motivasi dalam memajukan peradaban nasional kita melalui pengembangan sumber daya manusia,” ujar Menteri Nasir saat peringatan Hardiknas yang dipusatkan di Universitas Padjajaran, Bandung, Rabu (2/5).

Menteri Nasir menjelaskan, pendidikan tinggi sebagai terminal akhir dalam jenjang pendidikan formal memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas SDM. Menurut dia, pendidikan tinggi tidak sekadar jenjang studi, tetapi juga wahana mengembangkan riset untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan manusia Indonesia dan dunia.

BACA JUGA: Hardiknas 2018, Siapkan SDM Hadapi Era Industri 4.0

"Keharusan perguruan tinggi melaksanakan riset serta inovasi semakin penting dalam situasi sosial yang penuh disrupsi di era sekarang ini, terutama dengan dorongan Revolusi Industri 4.0. Oleh karenanya, perguruan tinggi harus lebih sensitif terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat dan peka terhadap tantangan yang dihadapi. Karena dengan kepekaan itulah perguruan tinggi bisa cepat memberikan rekomendasi serta solusi untuk menjawab segala permasalahan," imbuhnya.

Di sisi lain, lanjut Menteri Nasir, Kemenristekdikti juga terus memperluas akses bagi lulusan sekolah menengah atas untuk memasuki pendidikan tinggi melalui pembukaan maupun peningkatan daya tampung di PTN (perguruan tinggi negeri) maupun PTS (perguruan tinggi swasta).

BACA JUGA: PGRI: Indonesia Darurat Guru

Untuk relevansi, pemerintah terus mendorong agar pengelolaan program studi diarahkan pada kebutuhan pasar. Sedangkan dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu, Kemenristekdikti juga terus mendorong agar PTN dan PTS senantiasa mendongkrak mutu lembaga dan proses pembelajarannya.

"Tiga pilar ini, meliputi akses, relevansi, dan mutu, diperlukan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas," tuturnya.

Senada dengan Menteri Nasir, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti, Ali Ghufron Mukti pun menyoroti makna Hardiknas pada pendidikan tinggi Indonesia. Dia mengatakan, pendidikan tinggi harus berperan untuk mencerahkan, menghasilkan sumber daya iptek dikti yang memiliki integritas dan berdaya saing agar bisa melakukan sebuah inovasi-inovasi mengubah bangsa ke arah keberbaikan.

Dirjen Ghufron juga berpesan kepada para dosen untuk senantiasa mengingat tugas dan fungsi pokoknya, yakni untuk menginspirasi anak didik, dirinya sendiri, dan komunitasnya dalam membangun sebuah keberadapan baru di Indonesia melalui inovasi sains dan teknologi.

“Inovasi-inovasi harus terus didorong dan dikembangkan agar Indonesia menjadi negara maju. Kita harus menjadi negara trendsetter yang inovatif, serta negara yang memberikan solusi,” ungkap Dirjen Ghufron. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curhatan Bunda-bunda PAUD, Ada yang Digaji Rp 100 Ribu


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler