jpnn.com, MALANG - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara melakukan serangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), akhir pekan ini. Juliari melakukan berbagai kegiatan seperti menggelar koordinasi teknis dengan Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH), serta menyalurkan bantuan kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Mensos Juliari melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga pagi tadi beranjangsana dan menyalurkan bantuan sembako ke kediaman Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Kecamatan Pakis. Malam hari sebelumnya, Juliari menyerahkan bantuan 13.121 paket sembako kepada 29 LKS di Kabupaten Malang. Dari total 29 LKS yang menerima bantuan, sebanyak 13 di antaranya merupakan pondok pesantren (ponpes), dan sisanya adalah koperasi karyawan.
BACA JUGA: Kabar Baik dari Mensos Juliari, Tahun 2021 PKH Jangkau Penderita TBC
Juliari berharap dengan total bantuan yang mencapai Rp1.624.200.000 ini bisa meringankan sebagian beban masyarakat, khususnya di Kabupaten Malang, yang terdampak pandemi Covid-19. “Bantuan merupakan bukti langkah nyata pemerintah melalui Kementerian Sosial memastikan rakyat terdampak pandemi mendapatkan bantuan,” kata Juliari saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan penerima bantuan di Kota Malang, Jumat (4/12) malam.
Kedatangan ke Malang merupakan rangkaian kunker setelah siang harinya Juliari menyapa rakyat di wilayah terluar, tertinggal, dan terpencil, di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dalam kesempatan itu, Juliari di hadapan masyarakat memastikan pemerintah segera menyalurkan bansos kepada kelompok rakyat yang belum tersentuh bantuan.
BACA JUGA: Mensos Juliari: Bansos Mampu Menggerakkan Roda Perekonomian Rakyat
Juliari menegaskan bahwa pada prinsipnya langkah pemerintah sejalan dengan konstitusi yakni melindungi masyarakat. "Tugas eksekutif, legislatif, di pusat atau di daerah adalah untuk memastikan memenuhi kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Terlebih lagi, kata Juliari, di saat kondisi tidak normal seperti sekarang ini, bantuan untuk masyarakat sangat penting. "Karena kita menganut ajaran negara kesejahteraan, bukan negara kapitalis. Artinya negara berperan aktif memastikan masyarakat menerima bantuan di saat sulit seperti sekarang," katanya.
BACA JUGA: Mensos Juliari: Bansos Sudah Tepat SasaranÂ
Lebih jauh Juliari juga meminta masyarakat tidak ragu karena aparat pemerintah, anggota DPR, dan juga pendamping, merupakan pelayan rakyat. “Pejabat publik apakah menteri, gubernur, bupati wali kota, anggota DPR dan juga pendamping, merupakan pelayan masyarakat. Bukan masyarakat yang melayani kami. Jadi kami berjuang untuk masyarakat,” katanya.
Kemensos di hari yang sama juga telah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) senilai Rp 27,5 milliar (97 persen) untuk Kabupaten Malang melalui PT Pos Indonesia. Penyaluran BST yang sudah sampai tahap ke-8 di Kabupaten Malang, itu menjangkau 94.679 KPM. Sementara itu, PT Pos Indonesia menyalurkan bantuan untuk 1.297.091 KPM di Jawa Timur dengan total salur Rp 250.873.900.000 (96,8 persen).
Penyaluran BST secara simbolis dilakukan Direktur PFM Wilayah III A.M. Asnandar di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang. Asnandar berpesan bantuan dari pemerintah merupakan bentuk negara hadir di saat masyarakat mengalami kesulitan. “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban bapak dan ibu. Gunakan bantuan ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak,” katanya.
Sementara, Juliari mengingatkan bahwa menyalurkan bansos juga bukan pekerjaan mudah karena setelah Kemensos mengalokasikan kuota bantuan, ternyata daerah tidak bisa menyerap. Menurut Juliari, bantuan akan terserap dan tersalurkan tepat kalau kepala daerah proaktif berkomunikasi dengan Kemensos.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Juliari dan rombongan juga mengunjungi kalangan masyarakat di Pemalang, Purbalingga, dan Purwokerto. Salah satu agenda Mensos Juliari adalah menyaksikan pencairan BST dan Program Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Mensos Juliari juga bertemu dan memberikan arahan kepada para pendamping PKH BST
Kurangi Beban Hidup ART
Ny Agus Sumartini masih harus membanting tulang di usianya yang ke 51 tahun, dengan menjadi asisten rumah tangga (ART) paruh waktu di rumah tetangganya di Desa Cempoko Mulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ibu satu anak ini mendapat upah Rp 15.000 per hari. Hampir semua pekerjaan rumah tangga mulai mencuci, menyeterika pakaian, cuci piring, mengepel, dan mengasuh anak, dilakukannya. "Kulo angsal Rp15.000. Lha niku kerjone ngantos jam kalih welas dalu margi kedah momong lare alit (Saya dapat upah Rp 15.000 per hari, kerjanya sampai jam 24 karena harus mengasuh anak),” katanya di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang.
Perempuan tulang punggung keluarga ini hidup bersama dengan anak tunggalnya yang lulusan setingkat SMA. Anak lelakinya itu menekuni usaha ayam geprek dengan membuka gerai di depan rumah. "Ada Covid-19 ya tidak seramai dulu. Dengan ayam 1 kilogram - 2 kilogram sehari, sering tidak habis terjual,” kata penerimaa KPM bansos BST ini.
Dengan kondisi seperti ini, bantuan dari pemerintah sangat berarti. BST yang ia terima sangat membantu meringankan beban kehidupan sehari-hari. "Nggih damel bayar listrik, toyo, beras (untuk membayar listrik, air, dan beli beras)," ujarnya. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy