jpnn.com - SEIBEDUK - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku kaget mendengar masih adanya praktik prostitusi di Pusat Rehabilitasi Sosial Non Panti (PRSNP) Telukpandan Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau.
Ini berawal saat Khofifah ditanya bagaimana penanganan prostitusi di tempat yang dikenal Sintai itu.
BACA JUGA: Siap-siap, Minggu Depan Perombakan SKPD Dimulai
"Masa sih? Panti rehab? Nanti saya konfirmasi sama wali kota," ucap Khofifah usai menghadiri peluncuran layanan e-Warong Kelompok Usaha Bersama (KUBE)- Program Keluarga Harapan (PKH) di Tanjungpiayu, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini (11/9).
Menurutnya, pemerintah melalui Kementrian Sosial menargetkan tahun 2019, Indonesia bakal bebas lokalisasi. Di Batam sendiri kementrian mengaku akan berkoordinasi dengan Wali Kota Batam, Rudi.
BACA JUGA: Wow, 5 Kali Berturut-turut! Kabupaten Bangkep Raih Predikat WTP
"Tahun 2019 lokalisasi seluruh Indonesia selesai," katanya.
Disinggung soal banyaknya lokasi prostitusi ilegal di Batam, Khofifah mengaku kesulitan untuk menutup. "Namanya juga ilegal bagaimana tutupnya, harus disisir dulu," terangnya.
BACA JUGA: Menteri Rini: Bangun Masjid Dulu, Baru Hotel
Lanjut dia, soal lokalisasi kini di seluruh Indonesia ada 99 lokalisasi yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk ditutup, tak terkecuali di Kepri.
"99 itu seluruh daerah. Tanggal 18 September ini (lokalisasi) di Banjar Baru Kalimantan Selatan ditutup," terangnya.
Menurutnya, data 99 lokalisasi adalah data yang terkonfirmasi dari rapat terakhir 26 mei 2016, masing-masing bidang reses dinas sosial provinsi memasukkan data lokasi lokalisasi. (cr13)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Mengemis di Kuta, Bule Jerman Ngebir di Bar
Redaktur : Tim Redaksi