Mensos: Lapor Petugas Bila Belum Dapat Bantuan, Jangan Mengadu ke Medsos

Jumat, 20 November 2020 – 15:40 WIB
Mensos Juliari Batubara meminta masyarakat tidak mengaku ke medsos bila belum mendapat bantuan. Foto: Humas Kemensos RI.

jpnn.com, JAWA TENGAH - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara berpesan kepada masyarakat yang belum mendapat bantuan untuk tidak mengadu di media sosial (medsos).

Sosok yang karib disapa Ari itu menyarankan masyarakat untuk melapor kepada petugas pemerintah maupun pejabat publik karena pasti akan dilayani dengan baik.

"Jangan berbicara di media sosial, tetapi  datanglah ke kantor desa, kantor kecamatan,  laporkan bahwa "saya belum mendapatkan bantuan". Kami pastikan akan dilayani," kata Mensos Juliari dalam sambutannya saat  Acara Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kantor Pos Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (20/11).

BACA JUGA: Mensos Juliari: Bansos Sudah Tepat Sasaran 

Mensos Ari meminta masyarakat tidak ragu-ragu untuk menyampaikan pengaduan.

Menurut Ari, pada dasarnya pejabat publik baik itu menteri, gubernur, bupati, wali kota, anggota DPR, dan juga pendamping, merupakan pelayan masyarakat.

BACA JUGA: Mensos Juliari Serukan Kepedulian Dunia Usaha Atasi Dampak Pandemi

"Bukan masyarakat yang melayani kami. Jadi kami berjuang untuk masyarakat," ungkapnya.

Ari juga mengingatkan bahwa menyalurkan bansos juga bukan pekerjaan mudah.

Menurutnya, setelah Kementerian Sosial (Kemensos) mengalokasikan kuota bantuan, ternyata daerah tidak bisa menyerap.  

BACA JUGA: Serahkan Bansos di DIY, Grace Batubara: Mari Berjuang Bersama Hadapi Covid-19

Namun, Ari menyatakan, Kabupaten Pemalang merupakan daerah yang responsif.

Menurut dia, buktinya adalah dari kuota penerima bantuan yang diberikan, bisa diserap dengan baik.

"Ini semua tergantung dari keaktifan kepala daerah dalam berkomunikasi dengan Kemensos," katanya.

Mensos Ari dalam kunjungan kerjanya kali ini menyaksikan penyaluran BST di dua lokasi yakni Kantor Pos Taman, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, dan Kantor Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jateng.

Mensos Ari juga berdialog dengan pendamping program keluarga harapan (PKH) di dua kabupaten tersebut.

Dia membuka dialog dengan para keluarga penerima manfaat (KPM) yang duduk dengan formasi mematuhi protokol kesehatan di dua lokasi tersebut.

Dalam dialog dengan masyarakat itu, Mensos Ari menggali sejauh mana manfaat yang mereka rasakan dengan bantuan pemerintah. 

Mensos Ari menyatakan, BST diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan/atau rentan yang terkena dampak wabah Covid-19.

Ia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 membuat sebagian besar masyarakat kehilangan pekerjaan, dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar.

“Kepada para menteri, Bapak Presiden (Jokowi) menginstruksikan agar kami para pembantunya memastikan selama pandemi masyarakat tidak ada yang kelaparan. Dengan BST diharapkan dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat yang terdampak pandemi,” katanya.

Oleh sebab itu, Mensos Ari meminta kepada masyarakat supaya bantuan dapat digunakan sebaik-baiknya, dan tidak dimanfaatkan untuk membeli rokok.

“Gunakan bantuan sebaik-baiknya. Jangan gunakan untuk membeli rokok,” tegas Mensos Ari seraya mengingatkan bahwa bansos sifatnya hanya sementara.

Pada rangkaian kunjungannya ini, Mensos Ari juga meninjau produk UMKM lokal yang menjadi komoditas e-Warong.

Dia berdialog dengan pelaku UMKM, dan  memuji kewirausahaan yang tumbuh di daerah tersebut. 

Kemensos menyalurkan BST untuk 1.412.938  KPM di 35 kabupaten/kota di Jateng.

Di Kabupaten Pemalang tercatat 38.952 KPM BST tersebar pada 14 kecamatan dengan nilai Rp 11.685.600.000 per bulan.

BST di  Kabupaten Purbalingga terdaftar sebanyak 30.603 KPM tersebar pada 18 kecamatan dengan nilai total Rp  9.180.900.000.

Sementara untuk Program Sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Provinsi Jateng menjangkau  3.431.209 KPM tersebar di 35 kabupaten/kota

Pada Kabupaten Pemalang terdapat 171.684 KPM Program Sembako/BPNT yang tersebar pada 14 kecamatan dengan nilai bantuan Rp 34.336.800.000 per bulan.

Di Kabupaten Purbalingga terdapat  110.241 KPM tersebar pada 18 kecamatan dengan nilai Rp 22.048.200.000.

Pelaksanaan BST disalurkan oleh PT  Pos Indonesia dan Himbara. BPNT Non-Tunai Program Sembako oleh Himbara.

Mensos Ari menyampaikan ucapan terima kasih kepada direksi PT Pos, bank-bank Himbara, pemerintah daerah, para pendamping, dan semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan program.

“Dengan adanya kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, penyaluran BST dan Program Sembako/BPNT berjalan baik dan lancar. Semoga bantuan ini memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan KPM,” kata Ari.


Demi menjaga ketahanan ekonomi nasional, program BST pada 2021 masih akan dilanjutkan kepada 10 juta KPM pada 34 provinsi.

Program dilaksanakan selama enam bulan dari Januari hingga Juni 2021 dengan anggaran Rp 12 triliun. Program Sembako/BPNT untuk 18,5 juta KPM dengan anggaran Rp 45,12 triliun.

Nyala Asa Pengusaha Krupuk Panggang

Pengusaha krupuk panggang Daryati hanya mengenang masa-masa kejayaan usahanya. Sebelum pandemi, warga Kelurahan Taman,  Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, ini bisa memproduksi dan menjual empat bal kerupuk panggang per hari dengan nilai Rp 600 ribu per bal atau Rp 18 juta per bulan kotor.

Dibantu dua orang tetangga,  usaha perempuan 50 tahun itu merambah kota-kota sekitar Pemalang seperti Brebes, Pekalongan, dan Kendal. 

Selama tujuh tahun terakhir,  ia menikmati limpahan rezeki dari usaha rumahan yang dikelola bersama suami.

Belum lagi perdagangan kelapa yang dikelola suaminya. Per hari satu truk penuh bisa didatangkan dari Sumatera untuk memenuhi pasar di Pekalongan.

Kini semuanya tinggal kenangan. Pandemi telah mengubur mimpi indah ibu  tiga anak ini. 

"Sekarang jual kerupuk hanya dua hingga tiga bal dalam sebulan, pak.  Sementara usaha kelapa yang dipegang suami saya sama sekali sudah tidak jalan," lirihnya.

Dengan satu anak yang sudah berkeluarga,  dan dua lagi masih kuliah, membuat beban hidup Daryati berat.  "Banyak biaya, pak, dua anak kuliah ini,"  katanya.

Namun, ia bersyukur pada Tuhan karena di tengah-tengah masa sulit masih mendapat bantuan berupa BST dari Kemensos.

"Alhamdulillah, masih dapat bantuan, pak.  Ya, kebanyakan buat menutupi biaya kuliah, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari,"  ungkapnya. 

Daryati mengucapkan terima kasih kepada pemerintah termasuk Kemensos, karena bantuan telah menyalakan asa yang sempat redup. (rls/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler