jpnn.com, SRAGEN - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meminta RT-RW dan desa atau kelurahan ikut mengurangi depresi di kalangan warga.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.
BACA JUGA: Mensos Risma Beri Bantuan Kepada 2 Balita Penderita Kelainan Saraf di Cianjur
"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif," kata Mensos dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen (15/05).
Mensos perlu menyampaikan imbauan tersebut setelah mengetahui adanya tiga warga di daerah tersebut yang kedapatan gantung diri pada dua kejadian di Kabupaten Sragen.
BACA JUGA: Gandeng Kitabisa.com, Mensos Risma Bantu Tiga Anak Penderita Sakit Berat
Pelaku adalah Ar (40) dan SLAS (6), warga Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang.
Kejadian kedua gantung diri terjadi pada S (30), warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung. S meninggalkan istrinya RH (34), seorang anak perempuan KA (6), dan anak laki-laki AR (4).
BACA JUGA: Jadi Motivator, Mensos Risma Beri Wejangan ke Ratusan Anak-anak Peserta Pesantren Kilat
Mensos menyatakan, Ar maupun S adalah orang yang pendiam.
Namun, lingkungan di sekitarnya harus peka dan peduli terhadap sesama.
"Berkomunikasi dengan baik antarwarga. Ada saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga. Dengan begitu, beban pikiran bisa dikurangi," kata Mensos kepada warga Desa Pengkok.
Almarhum Ar meninggalkan istri NDL (35) yang kini bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura dan anak pertama Flas (13) yang duduk di bangku SMP.
Sementara itu, almarhum S meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih balita.
Dalam kesempatan itu, Mensos menghubungi NDL (40) istri Ar yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura. Kepada NDL, Mensos meminta dia untuk kembali ke tanah air. "Ibu harus kembali ke tanah air. Karena ini kejadian luar biasa dan kini anak ibu membutuhkan kehadiran dan pengasuhan dari ibu," kata Mensos.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, Mensos memotivasi mereka agar tabah dan tidak berhenti berikhtiar.
"Semua orang menghadapi cobaan dan kesulitan. Tapi kita tidak boleh berhenti berusaha," kata Mensos.
Kepada Flas, Mensos memotivasi agar tetap sekolah dan mencapai cita-citanya.
"Kamu harus terus sekolah. Nanti Ibu bantu dengan peralatan sekolah supaya bisa meraih cita-cita," kata Mensos.
Kepada RH, Mensos berpesan untuk bersabar.
"Ibu tidak sendiri. Di luar sana banyak orang mencintai ibu," kata Mensos. Ia lalu menawari RH untuk buka usaha dengan bantuan dari Kemensos.
Dalam kesempatan bertemu keluarga Ar, Mensos menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, uang duka Rp 2.000.000, tabungan pendidikan Rp 5.000.000, modal usaha peternakan lele Rp 3.000.000 dan peralatan sekolah (tas, sepatu, alat tulis, buku, laptop).
Sementara itu, kepada keluarga almarhum S, Mensos menyerahkan uang duka Rp 2.000.000 tabungan pendidikan 2 anak masing-masing Rp 5.000.000, dan biaya kebutuhan 2 anak sehari-hari masing-masing Rp 5.000.000.
Selain itu, kepada keluarga yang ditinggalkan, Kemensos mengirim petugas untuk memberikan sugesti positif melalui hypnotherapy agar dia dapat menerima kepergian ayah/suami dan terus berjuang melanjutkan hidup. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi