Mensos Risma Luncurkan GRUWI untuk Tingkatkan Perlindungan Terhadap Disabilitas Rungu-Wicara

Senin, 03 Juli 2023 – 22:54 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) saat meluncurkan inovasi alat bantu gelang untuk penyandang disabilitas rungu dan wicara (GRUWI), Senin (3/7). Foto: Dokumentasi Humas Kemensos

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini meluncurkan inovasi alat bantu gelang untuk penyandang disabilitas rungu dan wicara (GRUWI).

GRUWI diluncurkan sebagai respons terhadap situasi rentan yang mungkin dihadapi oleh penyandang disabilitas rungu dan wicara.

BACA JUGA: Bantu Warga Terdampak Gempa Bantul, Mensos Risma Instruksikan 6 UPT Terdekat Bergerak

Ancaman keamanan atau keselamatan yang mereka hadapi, bisa berupa tindakan kejahatan, kriminalitas atau bahaya lainnya.

Mensos Risma menyampaikan inovasi tersebut berangkat dari kegelisahannya mendapati kasus rudapaksa yang banyak menimpa anak-anak disabilitas rungu dan wicara.

BACA JUGA: Mensos Risma Pastikan Sudah Tindak Lanjuti Temuan BPK Soal Penyaluran Bansos

“Jadi, ini adalah salah satu bentuk kegalauan saya terhadap banyaknya anak-anak tunawicara diperkosa. Itu salah satu alasan kenapa saya dorong teman-teman menciptakan (alat bantu) ini,” kata Mensos Risma dalam peluncuran GRUWI, Senin (3/7).

Bahaya kecelakaan di jalan, seperti tertabrak atau tersambar kereta api uga menjadi pertimbangan.

Pengalaman nyata tentang penyandang disabilitas rungu dan wicara tersambar kereta api pernah terjadi saat Risma menjabat Wali Kota Surabaya, beberapa tahun lalu.

Hal ini mendorong Mensos Risma dan staf melakukan reka cipta alat bantu ini.

“Alasan itu yang kemudian mendorong saya meminta staf untuk menciptakan alat bagi saudara-saudara kita tunawicara, maupun tunarungu,” beber Mensos Risma.

Lebih lanjut Mensos Risma menjelaskan cara kerja GRUWI yang dikenakan pada pergelangan tangan penggunanya.

Ketika merasa panik terhadap suatu hal, mereka dapat menekan tombol pada GRUWI sehingga ia mengeluarkan suara sebagai isyarat permintaan akan pertolongan pada orang-orang di sekitarnya.

Alat bantu ini juga dapat menangkap sensor lain, yaitu sensor gerak.

Sensor ini menimbulkan getaran yang bisa dirasakan penggunanya ketika terjadi hal-hal yang membahayakan mereka.

“Misalnya, ada kendaraan melintas, dia enggak lihat atau enggak dengar peringatan dari orang-orang di sekitarnya, maka alat yang menempel di pergelangan tangannya ini akan berfungsi sebagai sensor gerak yang memberikan getaran sebagai isyarat untuk segera menghindar,” papar Risma.

Kemensos akan Urus Hak Paten

GRUWI bukan terobosan pertama yang diinisiasi Mensos Risma.

Sebelumnya, terdapat tongkat adaptif yang diciptakan guna membantu aksesibilitas para penyandang disabilitas netra.

“(Gelang) ini bukan (alat bantu) pertama (yang kami ciptakan). Kami pernah membuat tongkat adaptif untuk tunanetra. Jadi, gelang ini produksi Kemensos. Idenya dari saya dan diterjemahkan oleh teman-teman,” terang Mensos Risma.

Lantaran pengerjaan keduanya dilakukan langsung oleh Kemensos, bahkan melibatkan disabilitas itu sendiri, Risma menyebut perlunya inovasi tersebut dipatenkan sebagai hak cipta Kemensos sebelum diperbanyak produksinya.

“Nanti akan kami patenkan, baik nasional, maupun internasional. Tapi, ke depan, ini masih harus disempurnakan (fungsi dan fiturnya) untuk membantu melindungi anak-anak kita, tunarungu dan wicara,” tegasnya.

Sebelumnya, tongkat adaptif telah dipatenkan keberadaannya sebagai hak cipta Kemensos bersamaan dengan kunjungan Mensos Risma dalam Forum Dialog Committee on the Rights of Persons with Disabilities_ (CRPD) di Jenewa, Swiss, pada 18 Agustus 2022 lalu.

Untuk itu, mantan Wali Kota Surabaya ini menyatakan hal yang sama perlu dilakukan pada inovasi alat bantu GRUWI.

Pada kesempatan yang sama, Mensos Risma juga menyerahkan 6 buah GRUWI kepada 5 penyandang disabilitas penerima manfaat dari Sentra Terpadu “Inten Soeweno” (STIS) di Cibinong dan 1 buah GRUWI kepada Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia.

Saat ini, GRUWI diproduksi oleh STIS di Cibinong dan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta.

Selanjutnya, GRUWI akan diproduksi lebih banyak lagi melalui 31 sentra/sentra terpadu dan 6 Balai Besar Kemensos di seluruh Indonesia, seiring dengan berjalannya proses hak paten dan hak cipta produk inovasi di Kementerian Hukum dan HAM. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler