jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) meminta unit pelaksana teknis (UPT) untuk bisa menangani semua permasalahan sosial.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menekankan pentingnya penerapan konsep multilayanan dan multifungsi bagi jajaran UPT rehabilitasi sosial di lingkungan Kemensos.
BACA JUGA: Kemensos Beri Bantuan Atensi dan Pendampingan bagi Anak Korban Kekerasan di Medan
Konsep tersebut sangat membantu penerima manfaat yang tinggal di daerah dengan fasilitas dasar terbatas.
Mensos memberikan contoh, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak bisa dilayani karena UPT terdekat tidak menyediakan layanan itu.
BACA JUGA: Kemensos dan DPR Tinjau Pencairan Bansos di Tiga Daerah Ini
UPT Kemensos tersebut memiliki berbagai fasilitas, seperti gedung, ruangan pelayanan yang kosong, dan petugas.
''Apakah kami akan biarkan ODGJ tersebut? Tidak merespons cepat karena balai tidak multifungsi?'' ujarnya.
BACA JUGA: Kemensos Secepatnya Salurkan BPNT secara Tunai
Karena itu, Risma meminta balai laksanakan multilayanan dan multifungsi agar bisa menangani semua masalah sosial.
Hal itu dikatakan Risma dalam arahannya pada rapat Monitoring dan Evaluasi Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial pada Januari 2022.
Dengan konsep ini, UPT bisa merespons cepat berbagai permasalahan, termasuk alam.
Salah satu fungsi balai dalam penanganan bencana adalah sebagai gudang logistik.
“Balai yang tersebar hampir di seluruh Indonesia bisa difungsikan sebagai gudang logistik. Dengan begitu, para penyintas bencana segera mendapatkan bantuan,” katanya.
Berdasarkan Permensos Nomor 7 Tahun 2021 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial, UPT Rehabilitasi Sosial Kemensos melaksanakan layanan langsung yang bersifat multilayanan dan multifungsi.
Artinya, semua balai rehabilitasi sosial tidak hanya menangani satu masalah sosial, tetapi semuanya.
Misalnya, masalah anak, lanjut usia, penyandang disabilitas, korban penyalahgunaan napza, gelandangan, pengemis, hingga korban bencana alam.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Risma mengajak seluruh jajarannya untuk meningkatkan kerja sama.
"Ayo, tingkatkan kerja sama. Kalau kita hanya datang kemudian pulang, itu tidak akan maksimal. Kami buka pikiran agar mudah kerjanya. Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi tetap lakukan yang terbaik,” katanya.
Dalam rapat monitoring dan evaluasi ini, beberapa hal yang berkaitan dengan optimalisasi penyaluran bantuan atensi dibahas.
Plt Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat menekankan agar balai mengoptimalkan penyerahan bantuan kepada penerima manfaat, baik kualitas maupun kuantitas.
Selama 2021, sebanyak 211.184 penerima manfaat memperoleh Atensi, 93.665 keluarga terlibat dalam Atensi, 4.140 kelompok/komunitas/LKS yang melaksanakan Atensi, dan 7.927 sumber daya manusia mendampingi Atensi.
Kemensos bergerak capat membantu anak bangsa yang membutuhkan fasilitas khusus dalam menyelesaikan masalahnya.
Contohnya, biaya pengobatan sakit berat. Salah satu strateginya adalah bekerja sama dengan kitabisa.com untuk menggalang dana bagi penerima manfaat.
Harry juga menyampaikan pesan dari Mensos Risma agar balai-balai mulai bergerak lagi untuk merakit alat bantu bagi penyandang disabilitas.
“Pada 2022, setiap balai diharapkan memiliki dua workshop perakitan alat bantu agar produksi alat bantu aksesibilitas bagi penyandang disabilitas semakin optimal,” kata Harry. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi