Mensos Sebut Data Basis Penginderaan Jauh Dukung Percepat Kesejahteraan Sosial

Senin, 19 April 2021 – 13:09 WIB
Kementerian Sosial RI menjalin sinergitas dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pengembangan sains dan teknologi dalam upaya percepatan pembangunan kesejahteraan sosial. Foto: Kemensos

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Sosial RI menjalin sinergitas dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pengembangan sains dan teknologi dalam upaya percepatan pembangunan kesejahteraan sosial.

“Kerja sama dengan LAPAN untuk mendukung penyediaan data berbasis penginderaan jarak jauh guna mendukung penyusunan kebijakan serta pelaksanaan program sesuai salah satu prinsip pembangunan yaitu tematik, holistik, integratif, serta spasial,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di kantor Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (19/4).

BACA JUGA: Alhamdulillah Bansos PKH Tahap II Cair Awal Ramadan, Total Pencairan Kemensos Rp 6,53 Triliun

Mensos menilai, kerja sama Kementerian Sosial (Kemensos) dan LAPAN sangat strategis dan seharusnya dimanfaatkan untuk pelaksanaan program penyelenggaraan kesejahteraan sosial bisa berjalan lebih baik, efektif, serta efisien.

Data dan informasi, kata Mensos, berbasis penginderaan jarak jauh dari LAPAN mempermudah pengambilan keputusan secara cepat dan tepat terkait mitigasi bencana, bantuan sosial dan dukungan analisis kondisi lingkungan.

BACA JUGA: Mensos Risma Memadukan Program Pahlawan Ekonomi dengan Pemberdayaan di Kemensos

Kemensos mengelola Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terkait data penduduk dengan status sosial ekonomi terendah, sehingga dengan data penginderaan jauh bisa memperkaya DTKS dan bisa lebih akurat.

“Data penginderaan jauh membantu pemetaan wilayah kemiskinan, kondisi lingkungan keluarga miskin tinggal, serta pemetaan potensi yang bisa dikembangkan,” ungkap Mensos.

BACA JUGA: Bu Risma: Anak-anak, Lansia, Penyandang Disabilitas jadi Perhatian Kemensos

Menurut dia, data berbasis penginderaan jauh, juga bisa digunakan dalam pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT), yaitu pemetaan lokasi KAT, melihat ketersediaan akses, serta kondisi sebelum dan sesudah program pemberdayaan.

Secara teknis menggunkaan pemanfaatan titik koordinat dengan jarak hingga setengah meter.

"Data permukaan bisa dipotret dengan citra satelit hingga jarak setengah meter terkait kondisi dan menjadi data bahan pengambilan kebijakan, " tegas Mensos.

Kepala LAPAN Thomas Djamaludin menyatakan bila citra satelit kurang menangkap data permukaan akan menggunakan peswat tanpa awak atau drone.

"Untuk di Papua yg berawan citra satelit kurang menangkap, maka akan menggunakan pesawat tanpa awak atau drone, " kata Thomas. (jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler