Mental Jokowi Dinilai Perlu Revolusi

Sabtu, 03 Mei 2014 – 14:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Konsep calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo yakni revolusi mental, dinilai tidak menyentuh persoalan bangsa saat ini.

Pengangguran, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan konflik komunal, tidak dapat diselesaikan dengan revolusi mental.

BACA JUGA: Ical jadi Cawapres Tergantung Rapimnas

"Jadi, makhluk apa ini revolusi mental?," kata  Sekretaris Nasional Politik Rakyat, Budi Wardoyo saat dihubungi wartawan, Sabtu (3/5).

Menurutnya, konsep ini adalah persoalan di dalam diri Jokowi sendiri. Dia menilai Gubernur DKI Jakarta ini kerap mengalami pesimisme, sehingga mentalnya pribadi yang harus direvolusi.

BACA JUGA: Petinggi PKB Ditugasi Dampingi Jokowi Ziarah ke Makam Gus Dur

Jika nanti Jokowi terpilih menjadi presiden, kata dia, maka akan membangun kabinet motivator psikologis. Nantinya, ia menambahkan, akan ada Menteri Koordinator Peningkatan Optimisme. Bahkan, jelas dia, Menteri Pekerjaan Umum akan diganti menjadi Menteri Revolusi Mental.

"Habis nantinya. Pembangunan infrastruktur tidak ada. Anggaran habis untuk memperbaiki mental yang tidak berdampak terhadap pembangunan," paparnya.

BACA JUGA: Temui Tokoh Muhammadiyah, PDIP Bantah Sasar Suara PAN

Budi mengimbau Jokowi untuk dapat membangun konsep yang menyentuh kebutuhan bangsa ini. Pembangunan infrastruktur adalah persoalan bersama karena masih banyak daerah-daerah yang tertinggal akibat belum terbangun maksimal.

Kalau pembangunan ini dimaksimalkan, kata dia, maka pertumbuhan ekonomi akan terjadi. "Ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Ribu Guraklih Dikerahkan untuk Menangkan Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler