Mentan Ingin PPL Mampu Membaca Tantangan Aklgroklimatorlogi dengan Menguasai Teknologi

Selasa, 24 November 2020 – 15:14 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menginginkan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) memiliki kemampuan membaca tantangan agroklimatologi dalam upaya mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional.

"Saya ingin ke depannya kemampuan PPL di atas rata-rata," kata Mentan Syahrul saat memberikan arahan langsung pada kegiatan Lokakarya Perhiptani, Selasa (24/11).

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Hari Ini Saya Bangga

Menurutnya, hal ini penting agar semua bisa menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimatologi yang ada. "Karena itu kuasai teknologi," tegasnya.

Mentan Syahrul menjelaskan Perhiptani bisa menjadi lokomotif pasukan, khususnya pertanian Indonesia dalam mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan yang berkonsep maju, mandiri dan modern.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Sebut Petani Sebagai Pahlawan Ekonomi Bangsa

Karena itu, kata Mentan, pihaknya telah menyiapkan kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang terhubung langsung dengan pusat data Agriculture War Room (AWR).

"Kostratani menjadi sangat penting karena di situ bisa memutus hubungan yang bisa merusak jalur pertanian dan juga bisa memutus rantai pasok yang merugikan para petani," katanya.

BACA JUGA: Pertanian Berkembang Pesat, Kinerja Kementan di Bawah Syahrul Yasin Limpo Dipuji Akademisi

Mentan Syahrul menyatakan, sejauh ini  pertanian merupakan sektor penting yang mampu menopang perbaikan ekonomi nasional akibat krisis pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Terkait hal ini, Mentan Syahrul menyampaikan bahwa pertumbuhan pertanian di Kuartal III-2020 mencapai 2,15 persen.

Bahkan pada Kuartal I dan II-2020  sektor pertanian cenderung menunjukkan hasil positif.

Adapun nilai ekspor pertanian Indonesia pada periode Januari-September mencapai Rp 304.57 triliun atau naik 10,12 persen.

Nilai ekspor tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.

"Capaian ini masih bisa terus terjadi. Untuk itu saya sedang berusaha agar di tahun 2021 semua pertanian sudah menggunakan cara yang modern dalam mendobrak produktivitas," tutupnya. (rls/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler