jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK melaunching Gerakan Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan Keluarga Indonesia, melalui telekonferensi secara serentak di sepuluh provinsi.
Daerah yang dimaksud adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Telekonferensi dilakukan antara Menteri Pertanian, Amran Sulaiman yang berada di Kantor Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, Jakarta bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Eni Guntarto Cahyo Kumolo di Desa Glesungrejo, Kec. Baturetno, Kab. Wonogiri Jawa Tengah, dengan para pengurus PKK dan masyarakat di sembilan provinsi lainnya.
BACA JUGA: Sebentar Lagi Ramadan, Insyaallah Stok Pangan Aman
Setelah dilakukan optimalisasi pemanfaatan pekarangan yang dikoordinasikan oleh Tim Penggerak PKK di masing-masing wilayah seluruh Indonesia ini melalui Gerakan Penanaman 10 juta Pohon Cabe di Cilodong pada tanggal 22 November 2016 yang lalu, memberikan hasil yang cukup memuaskan dengan adanya penurunan harga yang wajar di pasaran saat ini.
“Hasil kerja keras kita bersama membuahkan hasil, saya berterimakasih kepada seluruh perempuan Indonesia melalui gerakan masif KRPL saat ini kami cek harga cabai di pasar induk mengalami penurunan berkisar antara Rp. 36.000 – Rp. 40.000/Kg yang dulunya mencapai Rp. 150.000/Kg," ujar Mentan.
BACA JUGA: Embung Itu Masa Depan Pertanian Indonesia
Amran menegaskan kembali kepada 34 BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Kementerian Pertanian di seluruh Indonesia untuk bisa terus memberikan 10 juta bibit cabai dan sayuran yang telah di anggarkan secara gratis tahun ini kepada rumah tangga Indonesia khususnya melalui anggota PKK, IWAPI, Dharmawanita dan Organisasi wanita lainya.
"Tahun depan kami akan anggarkan dua kali lipat kurang lebih 200 Miliar untuk benih cabai, bawang, sayur dll untuk diberikan secara gratis kepada rumah tangga seluruh Indonesia," ucap Mentan.
BACA JUGA: Menteri Amran Banggakan Beras dari Lingga
Amran mengatakan apabila seluruh rumah tangga bergerak bersama maka akan dapat menghemat biaya rumah tangga sebesar 1000 triliun per tahun. Dengan ilustrasi bahwa apabila 60 juta rumah tangga seluruh Indonesia bisa menghemat biaya untuk cabai, bawang, ayam dan lainnya sebesar Rp. 1 juta per bulan, maka dalam sebulan akan menghemat sekitar 60 triliun.
Dipilihnya PKK sebagai mitra karena memiliki jaringan terstruktur dari tingkat pusat sampai dasa wisma, sehingga dapat mendukung pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara masif. Melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan, khususnya penanaman cabai, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi gejolak harga pangan/cabai.
Selain itu, dengan pemberdayaan PKK untuk melakukan budidaya cabai dan sumber pangan lain pada pekarangan rumah, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta peningkatan pendapatan, yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga mampu mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.
"Potensi perempuan di Indonesia luar biasa, hampir 49 % penduduk Indonesia adalah perempuan, sehingga kalau kami bergerak bersama, menggunakan sejengkal tanah di pekarangan rumah, saya yakin Indonesia akan bangkit melalui ibu rumah tangga," tutur Amran.
Mentan menambahkan bahwa sesuai dengan arahan Presiden RI bahwa Hortikultura dan Sayuran harus segera dikembangkan setelah beras, jagung, bawang telah dapat diatasi secara baik, oleh karena itu melalui Badan Litbang Pertanian menyiapkan anggaran khusus untuk menyiapkan luasan benih khusus untuk cetak benih.
"Ke depan kami juga akan siapkan benih tidak hanya cabai saja tapi juga benih untuk seluruh kebutuhan rumah tangga seperti bawang, ayam dan lain-lain," kata Mentan.
Dalam telekonferensi tersebut Ketua Umum Tim Penggerak PKK, Eni Guntarto Cahyo Kumolo menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya diartikan secara sempit saja yaitu optimalisasi pekarangan, namun melalui kegiatan ini diharapkan bisa memaknai secara luas bahwa pekarangan di sekitar rumah tangga memiliki multifungsi, kaya fungsi, dan kaya manfaat.
Pengertian pekarangan tidak harus diartikan sebagai pekarangan berupa lahan tanah namun juga bisa disebut sebagai pekarang kita. “Saya mengajak seluruh kader PKK untuk bisa memanfaatkan pekarangnya masing-masing untuk bercocok tanam, sekecil apapun luas pekarangan bisa kita optimalkan untuk menanam kebutuhan sehari-hari sehingga dapat meciptakan ketahanan pangan keluarga," kata Eni.
Selain itu dia menambahkan bahwa optimalisasi pekarangan bisa mengatasi gejolak harga pangan, khususnya cabai dengan menanamnya di masing-masing pekarangan di setiap keluarga.
"Kalau bisa lebih memanfaatkan lagi pekarang, dengan adanya kenaikan harga cabai beberapa hari yang lalu, kita tidak akan bingung apabila masing-masing rumah memiliki pohon cabai, setiap rumah setidaknya memiliki 5-10 pohon cabai," katanya.
Pendekatan pengembangan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam terjaga.
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai Tukar Petani Jangan Dilihat Bulanan
Redaktur : Tim Redaksi