Mentan Menjamin Stok dan Harga Pangan Stabil Selama Ramadan

Jumat, 18 Mei 2018 – 19:07 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau Pusat Toko Tani Indonesia di Jakarta, Jumat (18/5/2018). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Untuk menjamin pasokan dan harga pangan pokok stabil selama bulan Ramadan hingga Lebaran, pemerintah akan tindak tegas bila ada distributor nakal yakni menaikkan harga secara sepihak.

Demikian dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat meninjau Pusat Toko Tani Indonesia di Jakarta, Jumat (18/5/2018).

BACA JUGA: 2018, Indonesia Akan Ekspor Jagung Komposit 500 Ribu Ton

Pada kegiatan tersebut, Amran didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi dan Staf khusus Mentan, Sam Herodian.

Amran melakukan pengecekan harga komoditas yang dibutuhkan masyarakat saat Ramadan.

BACA JUGA: Kementan: Distribusi Pangan Perlu Pengawasan

Menurutnya, tidak ada alasan pedagang menaikkan harga. Jadi jangan menyusahkan umat yang sedang menjalankan ibadah.

“Bila ada yang nakal, laporkan pada kami, tetapi harus faktual, lengkap, nama perusahaannya atau nama pedagang bila itu di tingkat pedagang,” tegas Amran.

BACA JUGA: Pasokan Cabai dan Bawang Merah Aman dan Harga Stabil

Dari hasil peninjauan ini, diperoleh harga daging sapi dijual Rp 75.000 per kilogram, daging ayam, Rp 32.000 per kilogram, telur Rp 22.000 per kolgram, bawang merah Rp 15.000 per kilogram dan gula Rp 12.000 per kilogram.

“Harga berbagai komoditas pangan ini tidak boleh naik. Harga di semua daerah harus sama karena Toko Tani Indonesia, ada di 3000 titik dan bekerja sama dengan 7000 BUMN dan BUMD, bahkan kita akan tingkatkan lagi hingga menjangkau seluruh masyarakat,” tutur Amran.

Amran menambahkan saat ini pemerintah bekerja fokus membangun sistem cluster yang berdasar klimatologi dan wilayah, sehingga tidak lagi sporadis dan parsial seperti waktu yang lalu.

“Semua harus fokus, bukan hanya komoditas, sumber daya manusianya juga kita ajak fokus,” sebut.

Lebih lanjut, Amran menerangkan bahwa Kementan sebagai Regulator dan Fasilitator, untuk kebutuhan petani. Kementan memetakan semua potensi dan mengarahkan untuk mendapatkan keunggulan komparatif dari satu komoditas agar petani mendapat add value dari hasil usahanya.

“Seperti bawang merah, yang sudah kami ekspor, jagung, juga beras, jadi semua harus fokus seperti bawang putih, bekerja sama dengan BUMN. Kami kembangkan di Sembalun, Nusa Tenggara Barat, dan di Banyuwangi. Baru-baru ini sudah panen, saat sekarang ini, kita mulai memasuki era digital, jaringan dibangun hingga Gapoktan dan Poktan yang dikoordinir penyuluh dan dinas-dinas di propinsi hingga kabupaten dan kota,” terangnya.

Karena itu, jelas Amran, bila ada info kenaikan harga atau kekurangan pasokan di satu wilayah, dapat diketahui hanya hitungan jam. Ini akan diselesaikan, lewat email dan mobile saja sudah cukup.

“Barang kebutuhan segera didistribusikan, jadi sekarang, semua diupayakan dengan cepat dan tepat,” pungkasnya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Anggap Impor Beras Tidak Logis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler