Mentan Minta yang Tidak Berkompeten Setop Rilis Data Beras

Senin, 22 Januari 2018 – 19:40 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat panen padi di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Jawa Timur, Senin (22/1). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, BOJONEGORO - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengimbau semua pihak tidak berpegang pada data soal beras yang dikeluarkan oleh lembaga tidak berkompeten.

Di samping itu, Amran juga meminta lembaga tidak berkompeten setop mengeluarkan data beras karena bisa menimbulkan polemik di masyarakat, khususnya petani.

BACA JUGA: Mentan Pastikan Stok Beras Aman hingga Februari

"Kami punya wilayah masing-masing. Data itu kan satu pintu BPS (Badan Pusat Statistik) yang keluarkan data. Jangan yang tidak berkompeten seakan-akan lebih tahu data," kata Amran di sela-sela acara panen padi di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (22/1).

Kegaduhan data lembaga abal-abal soal sektor pertanian, menurut Amran, juga pernah menyasar pada komoditas jagung. Sejumlah lembaga tidak kredibel mengeluarkan data soal jagung yang saat itu menimbulkan keresahan di masyarakat.

BACA JUGA: Jokowi Serahkan 490 Sertifikat untuk Masjid dan Musala

"Masih ingat mengenai data jagung mulai gaduh? Kami juga sudah sempat didemo. Tapi hari ini kami sudah wariskan ekspor kepada generasi. Dulu puluhan tahun kami impor, Rp 12 triliun jagung dari Argentina dan Amerika. Hari ini kami sudah ekspor jagung," jelas Amran.

Mengenai data kerawanan stok beras di Indonesia, Amran memastikan salah. Dia menjelaskan, stok di Bulog sebanyak 900 ribu ton pada musim paceklik dan hal itu merupakan hal yang lumrah.

BACA JUGA: Sopir Terkejut, Mobil Ini Nyemplung ke Parit Pos Polisi

"Kalau stok 900 ribu ton di Oktober, itu baru bahaya. Kalau stok 900 ribu ton di Januari, tidak bahaya. Karena bulan depan sudah panen raya," jelas Amran. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Pitbull Menyerang Warga di Jalan hingga Tewas


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler