Mentan: Saya Minta Perkebunan jadi Perhatian Bersama

Peringatan Hari Perkebunan ke-63 Tahun

Kamis, 10 Desember 2020 – 13:22 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyerahkan penghargaan APP8I dalam rangkaian Peringatan Hari Perkebunan ke-63 Tahun di Serpong, Banten, Kamis (10/12). Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, TANGERANG - Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan peringatan Hari Perkebunan ke-63 Tahun di Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/12).

Peringatan tahun ini mengusung tema "Optimalisasi Ekspor Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional".

BACA JUGA: Kesuksesan Mentan SYL Pimpin Kementan Diganjar Sederet Penghargaan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan peringatan hari  perkebunan merupakan momen bersejarah bagi perkembangan modernisasi pertanian Indonesia. 

Syahrul menegaskan bahwa peringatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para petani dan pekebun di Indonesia.

BACA JUGA: Terbukti, Sektor Pertanian dan Perkebunan Tetap Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Sebab, lanjut Syahrul, selama ini sub sektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara.

"Karena itu sub sektor perkebunan harus menjadi perhatian bersama," ungkap Syahrul.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Hari Ini Saya Bangga

Peringatan Hari Perkebunan tahun ini digelar dalam suasana penuh keprihatinan di tengah kondisi pandemi Covid-19, serta kondisi perekonomian nasional dan dunia sedang mengalami kontraksi ekonomi yang sangat dalam.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak nyata pada dunia kesehatan maupun perekonomian nasional, serta pada seluruh aspek kehidupan.

"Pandemi Covid- 19 berdampak besar pada dunia usaha bahkan sejumlah negara mengalami resesi perekonomian yang mengakibatkan merosotnya pendapatan, jumlah lapangan kerja, serta penjualan retail menurun dan terpuruknya industri manufaktur," kata Syahrul.

Kendati demikian, Mentan Syahrul menambahkan bahwa sektor pertanian dalam kondisi pandemi Covid-19 mengalami peningkatan.

Dia menjelaskan Triwulan II-2020, product domestic bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh 16,24 persen. Pada Triwulan III-2020, tumbuh lagi 2,15 persen.

"Kita (Kementan) semua adalah bagian yang memberikan energi sehingga sektor pertanian mengalami pertumbuhan saat ini. Kita semua tidak ada yang boleh menepuk dadanya terlalu tinggi. Kita ini bekerja untuk kepentingan bersama dan kepentingan nasional," papar Syahrul.

Dia menyampaikan bahwa Peringatan Hari Perkebunan harusnya mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Mentan SYL, peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun di era Revolusi Industri 4.0.

Sebagai informasi, berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka sementara nilai ekspor pertanian Januari-Oktober 2020 Rp 359,5 triliun atau naik 11,6 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi Rp 326,86 triliun (90,92 persen).  

Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak paling besar pada Januari-Oktober  kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.

Ekspor perkebunan tertinggi terjadi di Oktober yaitu Rp 38, 46 triliun dengan kenaikan 8,76 persen dari bulan sebelumnya. 

"Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditas perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi Covid-19. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian yang bertekad dapat mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks)," katanya.

Syahrul mengatakan bahwa sub sektor perkebunan ke depan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk BUMN dan swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun korporasi petani.

Petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga pendapatan dan kesejahteraannya terangkat.

"Untuk mendorong tercapainya Gratieks, Kementan terus berupaya dalam pengembangan komoditas-komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida)," terang Syahrul.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono menjelaskan bahwa peringatan Hari Perkebunan ditetapkan pada 10 Desember 1957.

Tujuan dari peringatan Hari Perkebunan adalah untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas, dan partisipasi seluruh stakeholder baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mengambil peran dalam meningkatkan peran ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi.

"Pada saat itu terjadi nasionalisasi perkebunan setelah masa kolonialisme. Berdasarkan peristiwa nasionalisme tersebut, maka tanggal 10 Desember 1957 akhirnya ditetapkan sebagai Hari Perkebunan," terang Kasdi dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, Kasdi mengatakan peringatan Hari Perkebunan tahun ini diisi dengan serangkaian kegiatan.

Acara  puncak antara lain pelepasan ekspor komoditas unggul perkebunan, penyerahan Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI), penandatanganan memorandum of understanding antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian, talkshow, forum ekspor dan pameran.

"Pada peringatan Hari Perkebunan ini, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membangun sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan. Mari terus majukan komoditas perkebunan Infonesia," tukas Kasdi.

Peringatan Hari Perkebunan ke-63 Tahun di hadiri oleh Menteri Pertanian periode 2004-2009, Anton Apriyantono, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian, anggota Komisi IV DPR Endang Setyawati Thohari, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler