Mentan: Sektor Peternakan Mampu Entas Kemiskinan di Pedesaan

Senin, 16 April 2018 – 17:45 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan arahan pada acara Rapat Koordinasi Teknis I Direktorat Jenderal Peternakan Kementan di Bogor, Senin (16/4). Foto: Fathan Sinaga / JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus mengupayakan pengentasan kemiskinan di pedesaan lewat sektor peternakan.

Hal ini disampaikan Menteri Amran dalam acara Rapat Koordinasi Teknis I Direktorat Jenderal Peternakan Kementan di Bogor, Senin (16/4).

BACA JUGA: Amran Geber Pengentasan Kemiskinan Lewat Sektor Peternakan

Amran mengapresiasi Ditjen Peternakan yang berhasil menyukseskan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

Karena itu, Amran memberikan tambahan anggaran dua kali lipat ke Ditjen Peternakan Kementan yang dulunya hanya sekitar Rp 1 triliun.

BACA JUGA: Vinegar Air Kelapa, Solusi Sehat Sebagai Pengawet Alami

"Anggaran kami tambah dua kali lipat menjadi Rp 2,2 triliun. Kami bangga dengan peternakan Indonesia. Siwabnya berhasil 2,8 juta ekor pada 2017. Kalau ini diteruskan, bisa swasembada lima tahun sudah dicapai," kata Amran dalam sambutannya.

Amran menyampaikan, arah pembangunan peternakan dan kesehatan hewan saat ini fokus untuk mewujudkan swasembada protein hewani dan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di pedesaan.

BACA JUGA: Fokus Anggaran, Kementan Sediakan 1.000 Dryer untuk Petani

Terkait dengan capaian swasembada protein hewani, Amran menyebutkan, Indonesia saat ini sudah swasembada untuk komoditas unggas, bahkan ekspor.

"Kita telah melakukan terobosan peningkatan ekspor beberapa negara untuk ekspor unggas, di antaranya ke negara Myanmar, PNG, Jepang,” ungkap Amran.

Tercatat, Indonesia sudah mengekspor daging ayam olahan sebanyak 312 ton dan telur 386 ton.

Data ekspor obat hewan pada 2017 juga telah menembus 50 negara yang tersebar di empat benua, sebesar 482.897 ton dengan nilai Rp 27,674 triliun.

“Pertumbuhan volume dan nilai ekspor peternakan tiap tahun naik, pada tahun 2012-2017 mengalami peningkatan masing-masing sekitar 2,76 persen dan 3,2 persen,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, Amran mengaku akan mengekspor daging ayam olahan dan pakan ternak ke Timor Leste.

Selain itu, Kementan akan memanfaatkan adanya peluang ekspor ke negara ASEAN dan Timur Tengah khususnya komoditi kambing dan domba yang mana dalam waktu dekat ini akan dilakukan ekspor perdana ke Malaysia sebanyak 2.500 ekor.

“Saya ingin ekspor tersebut terus meningkat, selain dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha dan menambah devisa, dengan ekspor juga akan mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

Sedangkan terkait dengan daging sapi, saat ini, saat ini sedang berupaya untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia, baik melalui Upsus Siwab juga dilakukan melalui penambahan sapi indukan impor dan pengembangan sapi ras baru, Belgian Blue.

Sebagai tahun pertama pelaksanaan program, capaian kinerja program Upsus Siwab 2017, menurut Amran sangat fantastis. Hal ini terlihat dari pelayanan inseminasi buatan (IB) dari Januari 2017 sampai dengan April 2018 telahterealisasi sebanyak 5.143.398 ekor.

Kemudian kebuntingan sebanyak 2.334.794 ekor dengan kelahiran sebanyak 1.136.454 ekor atau setara Rp 7,9 triliun. Sedangkan, kata dia, angka investasinya pada 2017 sebesar Rp 1,1 triliun.

Untuk pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia Kementan menargetkan pada 2019 akan ada kelahiran seribu ekor. Pada 12 April 2018 kemarin telah lahir kembali sapi Belgian Blue hasil embrio transfer.

Amran juga menyampaikan, pihaknya akan menambah populasi indukan impor di Indonesia. Pengadaan indukan impor 2018 direncanakan dialokasikan sebesar 15.000 ekor yang akan didistribusikan pada daerah-daerah yang mempunyai komitken kuat dalam hal keberlanjutan pengembangan ternaknya.

Selain program untuk peningkatan produksi komoditas strategis, mulai 2018 sampai 2020, pemerintah juga akan melakukan berbagai program dan kegiatan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan.

Implementasi kebijakan tersebut, Amran akan melaksanakan kegiatan padat karya dan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin yang dimulai dengan seratus kabupaten atau kota pada seribu desa.

Untuk subsektor peternakan akan difasilitasi melalui kegiatan bantuan pemerintah berupa unggas sebanyak 10 juta ekor. Satu rumah tangga miskin masing-masing diberikan 50 ekor ayam.

“Kami telah membuat langkah dalam upaya pengentasan kemiskinan di desa berbasis pertanian melalui program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja)," kata Amran. (tan/jpnn)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan Gerakan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pertanian


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler