jpnn.com, BEKASI - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan monitoring tanaman padi dan panen di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
SYL didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dan Penjabat Bupati Bekasi.
BACA JUGA: Rencana Moeldoko Memerkarakan ICW Disebut Respons yang Tepat
Mentan juga mengunjungi penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) milik Menata Citra Selaras (MCS) di Cibitung.
“Peninjauan ini menjadi rangkaian implementasi arahan Bapak Presiden, agar menteri-menteri turun ke lapangan, validasi data dan neraca yang ada untuk memastikan pangan masyarakat dalam kondisi yang aman,” ujar SYL dalam keterangannya, Sabtu (24/7).
BACA JUGA: Kementan Siapkan 900 Kampung Hortikultura, Ini Tujuannya
Menurut SYL, kunjungan ke Kabupaten Bekasi juga untuk membuktikan stok pangan terutama beras nasional dalam kondisi yang sangat baik.
“Pada prinsipnya data menunjukan kondisi yang sangat baik, artinya Juni-Agustus masih punya stok beras sekitar sembilan juta ton."
BACA JUGA: Mentan Pastikan Stok Beras Aman Hingga Akhir Tahun
"Hari ini saya pastikan dengan melakukan panen hingga ke tempat penggilingan padi yang ada, musim tanam pertama sudah dilewati dan hasilnya maksimal, semua gudang penyimpanan penuh, dan Pak Presiden minta untuk memperhatikan stabilisasi harga termasuk di tingkat petani,” katanya.
Direktur Operasional RMU MCS Yogi mengamini pernyataan SYL terkait serapan dan harga gabah.
Dia mengatakan pihaknya telah menerima dan terus menyerap gabah petani dari sejumlah daerah di Indonesia.
Selain jumlahnya yang melimpah, dia mengaku pihaknya telah menyerap gabah petani dengan harga sesuai atau di atas HPP.
“Betul apa yang dikatakan Pak Menteri, kami menerima gabah mulai dari Palembang hingga wilayah-wilayah di Jawa Timur."
"Sepanjang tahun ini ketersediaannya cukup melimpah, sampai bulan ini juga cukup melimpah dengan harga yang cukup baik dan stabil."
"Minimal kami serap gabah basah itu di angka Rp 4.500 bahkan pernah hingga Rp 5.000, sehingga petani cukup nyaman untuk bekerja,” kata Yogi.
Yogi mengakui pandemi COVID-19 memberi dampak pada dunia usaha, termasuk usaha di bidang pertanian.
Meski demikian, dia menekankan hal itu tidak memengaruhi aktivitas petani untuk berproduksi.
Terbukti, pihaknya mampu menyerap 180 ton gabah kering panen (GKP) per hari, sepanjang 2021.
“Memang dengan Corona ini tentu ada slow down ya, tetapi memang semua bidang usaha mengalami hal ini."
"Allhamdulillah, produksi tidak ada masalah, kestabilan harga dan penjualan bisa terpenuhi tahun ini."
"Kami siap support pemerintah baik dari penyerapan hingga memenuhi kebutuhan pokok masyarakat,” pungkas Yogi.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang