jpnn.com, DENPASAR - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kantor Balai Karantina Denpasar, Sabtu (23/3). Sidak tersebut guna memastikan pelayanan ekspor agar sesuai prosedur.
"Hari Selasa sampai Jumat kemarin kami melakukan ekspor di beberapa Kabupaten di Jawa Barat. Dan hari ini Sabtu, di hari libur saya berkesempatan sidak di Karantina Denpasar," kata Amran saat sidak.
BACA JUGA: KTNA: Bertani Kini Lebih Mudah dan Menguntungkan
Selain itu, sambung Amran, sidak ini sangat penting guna memastikan realisasi ekspor sesuai rencana dan penerapan Online Single Submission (OSS) yakni sistem pelayanan terpadu satu pintu berjalan dengan baik. "Serta memastikan pegawai yang telah ditugaskan tetap bekerja di hari libur," ujarnya.
Amran menekankan, kinerja Kementan saat ini sudah lebih baik. Ini dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laporan keuangan Kementan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), berturut-turut 2016 dan 2017 meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil ini dicapai dengan kerja keras dan berdarah-darah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tidak ada yang melanggar hukum dan etika. Kemudian, melewati proses yang alot melalui proses cek dan ricek data yang panjang di lapangan.
BACA JUGA: Tingkatkan Akses Pembiayaan Pertanian, Kementan Andalkan FPPS
"Ekspor komoditas pertanian selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK meningkat 29 persen. Kinerja semakin membaik ditandai dengan meningkatnya ekspor karena pelayanan OSS yang ditetapkan Bapak Presiden Jokowi," tuturnya.
"Selama empat tahun terakhir pun ada 1.429 pegawai yang kena mutasi-demosi dan bahkan ada yang dipecat. Ini bentuk keseriusan kami meningkatkan kinerja," sambung Amran.
BACA JUGA: Mentan: Produksi Susu Sapi Nasional Meningkat Jadi 1,6 Juta Ton Berkat Kebijakan Tepat
Dalam sidak ini, Mentan Amran hanya didampingi ajudannya, Eko Nugroho. Tentunya, para pegawai Karantina Denpasar kaget. Menurut Eko, Mentan Amran biasa melakukan sidak di hari libur. Bahkan biasanya dalam sidak ada yang kena sanksi. "Tetapi sekarang sudah disiplin dan tidak ada pungli," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pada Kamis (21/3), Badan Karantina Pertanian, Kementan bersama pemerintan Provinsi Bali melakukan ekspor komoditas pertanian di Bali dengan nilai Rp 309 miliar, meningkat signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yaitu Rp 29 miliar. Ekspor ini dilakukan langsung Gubernur Bali, Wayan Koster, Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu Tarumanegara dan hadir Anggota Komisi IV DPR RI, Made Urip.
Adapun yang di ekspor antara lain buah Manggis, Daun Mimba, Alang-Alang, Bunga Anggrek, Sarang Burung walet, Kepompong Sutera, Anak ayam umur 1 hari (DOC) dan kulit ular senilai total Rp 17,4 miliar. Produk-produk komoditas unggulan Bali itu, akan diekspor ke berbagai negara tujuan seperti, China, Singapore, Timor Leste, Hongkong, Brasil, Jepang dan Jerman.
Selain itu, dalam pelepasan itu juga dilakukan ekspor perdana Salak Gula Pasir sebanyak 500 kilogram ke negara Kamboja. Kedepannya diharapkan ekspor buah Salak Gula Pasir itu secara rutin dapat diekspor sebanyak 50 hingga 100 ton perbulan. "Ini tidak terlepas dari upaya Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina dalam memfasilitasi petani memberikan jaminan kualitas dan kesehatan komoditas ekspor," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dorong Daerah Rutin Gelar Pelatihan demi Optimalkan Alsintan
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh